Bagian_28

71 11 2
                                    


Apa mencintaimu adalah sebuah kesalahan?

🪐🤍

***

"Ja! Lo kan udah janji pas bulan lalu eh kaya nyah tahun lalu deh, masa sekarang lo mau ingkar!"

"Lo pergi sama siapa aja si Mir, gue lagi malas buat keluar, apalagi ke tempat rame kaya gitu," balas Jaja.

Amira dan Jaja kini sedang berbincang dihalaman belakang rumah Jaja. Amira dia memang saudara Jaja, namun tetap saja sikap Jaja sama saja pada perempuan. Tidak dibeda-bedakan apalagi diistimewakan.

Ya. Tetap dingin, sedingin es batu.

"Dih kenapa? Padahal kita bisa ajak Abel. Kalian kan udah tunangan, sebel.. juga Tante Ira gak ngasih tau acaranya, gue kan pengen liat lo kasmaran, gituu.." kata Amira.

"Kasmaran? Gila aja!"

"Dihh kok gila si."

"Jaja itu udah ada Abel loh nungguin didepan," Tiba-tiba ucap Ira pada sang putra Jaja.

"Loh Abel udah dateng??" tanya Amira pada Ira.

"Iya Mir kalian emang mau kemana?"

Jaja yang kini sudah melayangkan mata tajamnya pada Amira, karena seenaknya saja dia bertindak tanpa persetujuannya.

"Mau ke pasar malam Tan hhe.." Jawab Amira.

"Ya Udah kalian cepetan ya Abel nungguin tuh," kata Mamah Ira sambil melangkah pergi.

"Ehh Ja maaf tap- tapi... kalo gue gak langsung ngajak Abel nanti gak jadi lagi. Terus... gue juga mikir kalo lo pasti setuju," ucap Amira, setelah Ira tidak ada.

Tanpa menunggu balasan Jaja, Amira dia langsung melangkah pergi, namun di pertengahan jalan Amira menengok dan berkata "Cepett Ja!! Gak usah banyak basa-basi ya..."

"Gue... cuman gak tega, harus nyakitin dia."

***

Malam yang gelap namun diterangi oleh lampu warna warni yang begitu menarik, riuh terdengar, banyak tawa juga yang saat ini hadir.

Abel selalu saja diam, karena mungkin itu sebagai cara untuk menghindari luka.

Mungkin.

"Kalo gak mau. Ya gak usah ikut dari pada ngejalaninya setengah-setengah, lebih baik di rumah aja! Iya gak Mir?" ucap Jaja, menyindir.

"Bell lo suka gak ke pasar malam kaya gini?" tanya Amira.

"Suka kok," balas Abel yang kini menatap kearah Amira dengan perasaan yang kaku. Sikap Jaja dari tadi seolah tak ingin melihat dia berada disini.

"Tuh Ja! Abel suka kok. Lo mah gimana si ucapannya kok kaya gitu," balas Amira.

"Ya udah sekarang kita ngapain?" tanya Jaja.

"Jajan aja yu?" balas Abel. Kebetulan tadi dia lihat kembang gula yang sangat menarik perhatiannya.

"Naik wahana aja?" ucap Amira yanng berbarengan dengan Abel.

RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang