Suasana ruang tamu kali ini begitu tegang. Abel kini duduk di sofa dengan kaku, bagaimana tidak kaku kini empat pria menatapnya penuh dengan tuntutan.
Tante Ira. Ya Mamah Raja izin sebentar untuk keluar, namum sebentar itu menurut Abel sangat begitu lama. Karena sekarang penyelamat Abel dari keempat pria ini adalah Tante Ira.
Abel menarik nafasnya sebelum mengatakan sesuatu kepada mereka. "Gue Abella kelas Xll_IPA.01 gue cuman mau bantu temen kalian aja kok. Gue gak mau awal pertemuan kita jadi canggung gini. Gue minta maaf ya kalo kalian ngerasa gak nyaman karena kehadiran gue," ucap Abel memecah keheningan diantara mereka.
"Xll_IPA.01? Kelas unggulan selalu mandang kelas kita bodoh ya?" balas Aden yang kini masih saja menatap Abel dengan tatapan sinisnya.
"Gue gak butuh lo ada disini. Lo cuman buang waktu gue, kalo aja ini bukan permintaan Mamah gue. Mana mau gue natap lo," balas Raja menohok.
Abel hanya menunduk menelan ludah dengan kasar. Perkataan seperti ini harusnya menjadi hal biasa saja, namun ini beda! Mereka berbicara tepat didepan matanya. Abel disini tidak punya pembelaan, rasanya Abel selalu lelah jika harus terus disudutkan.
"Gue- gak tau pandangan kalian gimana terhadap gue. Tapi gue bener-bener gak ada niatan buruk ke kalian gue-" ucapan Abel terpotong oleh Maul.
"Gak usah pura-pura baik kaya gitu. Gue tau apa mau lo, suka kan lo sama Raja? Biasanya kalo udah suka cara apapun bisa ditempuh," balas Maul.
"Gak usah dipikirin Bel. Omongan mereka anggap aja angin lalu, gue dukung lo. Bantu Raja buat nyelesain tugasnya ya," ujar Iki yang membuat semua orang menoleh kaget kearahnya.
"Maksud lo apa Ki?" balas Raja yang kini sudah berdiri tidak tenang.
Abel kini menatap ke arah Iki. Abel tau sekarang, ternyata saat diruang BK sepertinya Iki mendengar obrolan antara Abel dan Pak Maman.
"Untuk kali ini lo harus nurut Ja. Demi kebaikan lo, demi masa depan lo," balas Iki.
"Lihat sekarang lo aja temen deket gue ngeraguin masa depan gue. Gara-gara cewek ini ya Ki?! Lo yang paling tau kalo gue gak suka diatur. Lo yang paling tau ki-" ucap Raja yang kini melangkah pergi dengan gerakan cepat menuju arah kamarnya. Seperkian menit terdengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Sampai suaranya terdengar ke ruang tamu.
Rasanya Raja sangat kesal. Iki malah membuat Raja malu didepan gadis yang membuatnya uring-uringan itu.
"Ki tanggung jawab tuh Raja marah, pundung dia," balas Maul.
"Biarin aja. Mau gue atau lo yang ngejelasin Bel?" tanya Iki tiba-tiba.
Abel yang kini masih memandang pintu Raja yang berada diatas kini teralihkan dengan pertanyaan dari Iki.
"Itu Raja gak papa?" ucap Abel.
"Udah tenang aja. Nanti juga balik lagi kaya semula," balas Iki.
"Gue aja ya yang jelasin ke mereka, maaf tadi gue nguping obrolan lo sama Pak Herman. Den, Maul, ini udah bahaya, ada salah satu orang tua murid yang ngelaporin Raja karena masalah yang di gudang itu, kalian inget kan?" lanjut Iki yang diangguki oleh Aden dan Maul.
"Sebenernya ini bukan salah Raja. Raja cuman ngebantuin cewek yang lagi disiksa sama pacarnya. Pacarnya udah keterlaluan, suara cewek itu yang mohon ampun ngebuat Raja yang lagi ngerokok dibelakang gudang jadi penasaran. Terus Raja hajar cowok itu sampai dia pingsan sebelum gue susul dia, keadaan Raja udah kacau. Masalahnya disini, cewek yang Raja bantu dia sekarang malah ngebela pacarnya dan sekarang orang tua cowok itu minta pertanggung jawaban dari sekolah," ucap Iki yang menunggu respon teman-temannya.
"Gak bisa dibiarin!! Kita perlu cari bukti," balas Maul yang diangguki Aden
"Gak bisa. Semuanya udah terlambat. Menurut gue cewek yang jadi korban sebenernya dia gak tega ngelihat Raja disalahin, jadinya dia ngasih tugas-tugas pelajaran ke Raja sebagai bentuk hukuman, karena permintaan cowoknya beda, dia mau Raja dikeluarin dari sekolah. Dan sialnya semua pelanggaran Raja udah dikumpulkan orang tuanya, mereka juga siap untuk adu banding ngeluarin Raja. Tapi akhirnya permintaan cewek yang diterima disekolah, mungkin si cewek juga balik ngancem cowoknya,
Dari sini kalian paham kan kenapa Abel ada disini? Kalo kalian berpikir mau urusin masalah ini, semuanya bakal jadi panjang lagi kalo kita berurusan sama orang tua si cowok. Kata Pak Herman ini jalan yang paling aman. Gue sempet ngobrol sama Pak Herman saat lo Bel keluar di Ruang BK waktu itu, gue juga udah berusaha ngebela Raja. Tapi ini keputusan akhirnya," lanjut Iki.
Untuk beberapa saat semuanya terdiam, mereka berperang dengan pikirannya masing-masing.
"Gue paham sekarang. Demi apapun gue minta maaf Bel, ucapan gue beberapa jam yang lalu tolong lo maafin ya," balas Aden yang kini tampak menyesal.
"Gue juga. Minta maaf ya Bel!!" ucap Maul.
Abel tersenyum senang ke arah mereka. Sejujurnya Abel tidak tau masalah yang sebenarnya yang dialami Raja dia juga baru tau dari Iki.
"Iya udah. Kalian cuman salah paham, tapi Raja emang kalo marah suka gitu ya?" tanya Abel pada mereka.
"Raja gak gitu kok. Dia lagi ada masalah aja jadi ya sikapnya kaya gitu," balas Aden.
"Pusing masalah dia disekolah gak ada habis-habisnya, gue harap lo bisa ya Bel ngadepin Raja," ucap Maul.
"Tapi yang harus lo tau, Raja salah satu orang paling baik yang pernah gue temui. Lo jangan mandang dari sudut satu sisi aja ya Bel," ujar Maul yang kini membenarkan posisi duduknya.
Abel membalas dengan menganggukkan kepalanya.
***
"Abel Tante liat Raja di kamarnya malah tidur ya ampun itu anak ya. Maaf Abel, nanti kalo udah bangun Tante marahin pokoknya!" balas Tante Ira yang kini terlihat kesal.
''Gak papa Tante, mulai ngerjain tugasnya besok aja, udah lumayan sore juga. Kalo gitu Abel pamit pulang dulu ya Tan,'' balas Abel yang kini hendak menyalami tangan Tante Ira.
''Eh mau kemana buru-buru banget Bel, Tante ini mau masakin buat kamu loh," balas Ira yang kini mendekat ke arah Abel.
Abel hanya tersenyum hangat. Entahlah baru saja bertemu dengan Tante Ira tapi Abel malah tidak ingin berpisah, rasanya bahagia sekali ketika Abel mengobrol dengan hangat bersama Tante Ira beberapa jam yang lalu.
Apa Abel salah ya membayangkan Mamahnya, seperti Tante Ira. Apa Abel kurang bersyukur?
Tapi- ingatan tentang tamparan itu membuat Abel selalu sedih. Tamparan dari orang yang telah mengorbankan nyawa untuknya- seorang Ibu yang telah melahirkannya.
Jangan lupa vote yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJABEL !
Fiksi RemajaDiawali dengan permintaan guru BK nya. Untuk membantu kebandelan seorang lelaki yang memang sudah memiliki julukan di sekolahnya sebagai King BK. RAJA. Ya..dia memang populer, bukan karena dia adalah pemenang juara umum, peserta olimpiade, kapten ba...