Bagian_14

238 27 0
                                    


Kalo sekali bohong. Bakal ada kebohongan buat nutupin kebohongan lain. Berarti lebih baik jujur walau itu emang manyakitkan.

🪐🌙

***

"Gue boleh gabung disini?" Tanya Jaja ketika sampai dimeja Abel.

"Bol-leh Ja," jawab Abel merasa bingung dengan kedatangan Jaja.

"Gue cuman kasihan sama anak baru ini diliatin sama orang-orang. Karena cowok nya sendiri, jadi gue ikut gabung," ucap Jaja. Padahal itu hanya alasan dan memiliki tujuan terselubung.

"Wah iya.. Jaja baik banget. Eh Jaja kenalin nama dia itu Koko. Koko kenalin ini namanya Jaja," ucap Abel sambil melirik ke arah Koko lalu ke arah Jaja.

Sementara Sinta Dea dan Safa mereka sedang sibuk membicarakan idola mereka yang berasal dari negara Korea, jadi tidak memperdulikan sekitarnya.

Koko menjulurkan tangannya ke arah Jaja dan dibalas dengan Jaja sambil saling tatap dengan penuh arti, tapi Abel tidak menyadarinya.

"Koko."

"Jaja."

"Wah nama kalian tuh hampir mirip kalo disatuin jadi Koja em bagus si, cuman pake dua huruf terus dibaca ulang. Namanya simpel tapi unik," Ucap Abel sambil tersenyum ke arah KoJa-koko Jaja

"KoJa. Gak cocok," balas Jaja.

"Kalo KoBel Cocok ya bel. Koko sama Abel Hehe," ucap Koko dengan di akhiri tertawa renyah. Namun Jaja terlihat tidak suka dengan ucapan Koko barusan.

"KoBel? Apaan tuh. Cocokan juga RajaBel lebih enak didenger iya gak Bel?" Tanya Jaja pada Abel.

"Emm aduh kok jadi nyambungin nama gabut banget kalian, udah ya! Kalian lanjut ngobrol aja biar tambah akrab. Abel mau gabung ngomongin masa depan Abel," kata Abel sambil langsung mengeluarkan Handphone disakunya dan langsung memamerkan foto yang ada di hp-nya kepada teman-temannya.

Ziko dan Jaja itu mereka duduk bersebelahan. Sementara Abel Safa Dea dan Sinta mereka duduk sejajar dalam satu meja yang panjang. Saling berhadapan antara Jaja dan Abel.

"Lo ngapain," Bisik Jaja Pada Koko.

"Kenapa?" Balas Koko dengan berbisik juga.

"Mau apa Lo?!"

"Gue. Cuman mau liat Lo menderita karena gue."

"Gak jelas Lo."

"Niat banget sampe pindah sekolah," Lanjut ucap Jaja.

"Ini satu-satunya cara buat Lo menderita."

"Urusan Lo itu sama gue. Jangan ke orang lain."

"Emangnya kenapa? Abel?"

"Lo gak boleh macem-macem."

"Gue udah ngerencanain dengan pas. Pelan-pelan gak langsung bikin lo menderita kok. Tunggu ritme permainan gue Ja."

"Lo tau? Jadi cowok pengecut banget lo!"

"Kalian ngobrolin apa si? Kok bisik-bisik gitu.. masa baru kenal udah mau punya rahasia aja?"

***

Tiba saatnya sekarang adalah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu pulang ke rumah setelah belajar di sekolah.

Dengan membawa ilmu yang bertambah dan kenangan yang baru.

Tapi Abel tau sekarang dia harus ke rumah Jaja untuk belajar bareng, Abel sangat tidak sabar bertemu dengan Mamah Ira, rasanya senang jika melihat raut ceria dari Mamah Jaja karena alasan Abel dan Jaja akan belajar bersama.

RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang