Bagian_33

58 5 0
                                    


Kadang cinta gak perlu lewat kata-kata, justru cinta yang nyata itu lewat tindakan apalagi bukan lewat ketikan.

🦋✨

***

Kini Abel tengah menatap foto-foto gaun pernikahan yang begitu indah disebuah butik. Tapi, sungguh hatinya sejak saat itu tak pernah baik-baik saja.

"Tante Ira. Jaja dimana? Abel pengen ketemu sama dia," ucap Abel pada Mamahnya Jaja yang kini tengah sibuk memilih keperluan yang dibutuhkan untuk pernikahan Jaja dan Abel itu.

Ini sungguh gila. Sungguh.

"Jaja nanti bakal ke sini kok Bell. Jaja sama Abel kalian saling jatuh cinta-kan? Tante seneng loh jadikan pernikahan ini gak ada unsur paksaan... apalagi Tante dapet mantu sebaik kamu Bell. Alhamdulillah," balas Ira dengan senyum tulusnya itu.

Abel diam. Saling jatuh cinta? Tidak ada unsur paksaan? Pernikahan ini Abel rasa justru begitu. Jaja terpaksa dan Abel mencintai sendirian.

Hidupnya tak pernah bebas. Rumit, penuh aturan, kekangan. Abel muak dengan hal itu, cita-citanya sesudah lulus SMA dia ingin pergi keluar negri. Memulai hidupnya bahkan sempat berpikir membuka lembaran yang bahagia. Tapi kini, semuanya sirna.

Entah. Kedepannya akan seperti apa Abel tidak tau harus bagaimana.

Abel terus menatap senyum indah pada perempuan berhijab di depannya. Tante Ira dia memiliki hati yang baik dan orangnya sangat begitu hangat. Jaja, dia beruntung mendapatkan Ibu sebaik Tante Ira.

"Kayanya kalo gaunnya yang pake hijab ini cocok loh buat kamu Bel. Tapi, terserah kamu aja. Kamu maunya yang mana?"

"Abel suka warna biru. Ini lucu tapi- Abel belum bisa pake hijab maaf ya Tan," kata Abel yang kini menatap tidak enak ke arah Ira.

"Iya gapapa. Sesuatu itu jangan dipaksain nanti malah gak Istiqomah."

"Iya Tante," balas Abel dengan senyum canggung.

"Abel mulai sekarang kamu panggil Tante dengan sebutan Mamah ya? Kamu juga kan sebentar lagi bakal jadi istrinya Jaja dan anaknya Tante juga. Rasanya seneng banget nanti kita masak, nonton, belanja bareng hmm gak sabar... dulu Mamah suka berkhayal punya anak cewe, tapi emang takdirnya anak cowok," ucap Ira sambil mengingat bagaimana dulu dia pernah mendandani Jaja kecil seperti perempuan apalagi bibir Jaja yang sangat mencolok akibat lipstik yang diberikan terlalu banyak dan pada akhirnya Mamah Ira diomeli oleh suaminya.

"Iya Tan-Mah eh," kata Abel mencoba walau dia belum terbiasa.

Abel kini terus menatap pintu, berharap seseorang itu datang.

"Sebentar lagi Jaja kesini kok Bel. Tadi masih dijalan Bel katanya," ucap Ira yang tau Abel sedang menunggu keberadaan Jaja.

Beberapa menit telah berlalu. Abel pun sudah memilih dan mencoba gaun yang dia inginkan. Abel tidak bisa berbohong disetitik hatinya ada rasa bahagia.

"Assalamualaikum Mah," ucap Jaja yang baru saja datang dan menyalami tangan Ira. Melirik ke arah Abel sebentar.

"Waalaikumussalam," balas Abel dan Ira. Bersamaan.

RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang