Untuk sementara, aku memutuskan untuk kuliah di rumah. Aku takut kalau kuliah di campus akan menjadi canggung dan emosiku tidak terkontrol.
Mungkin aku pengecut karena lari dari masalah, namun caraku menenangkan diri ya seperti ini. Menurutku, hal ini bukan disebut pengecut.
Aku siap-siap untuk menghidupkan laptop dan mulai mengerjakan tugas yang telah diberikan.
"Huh, capek juga."
Setelah lama berkutat dengan laptop, aku memutuskan untuk mengambil minuman di dapur. Tidak lupa dengan cemilannya.
Kuliah di rumah tidak buruk juga, kukira akan membosankan, namun ternyata lebih santai dari yang kuduga. Namun, enaknya kuliah di campus adalah aku bisa merasakan sensasi lain yang berada di luar rumah.
Ya, intinya semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sesuai situasi dan kondisi.
Saat di dapur, aku terkejut dengan adanya ibu.
"Kamu gak kuliah?" tanya ibuku bingung.
"Kuliah, cuma di rumah," ucapku canggung.
Entahlah aku selalu canggung jika berbicara dengan orang terdekatku. Mungkin karena selama ini mereka memang jarang di rumah. Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Kenapa gak kuliah di campus?"
"Lagi ga mood aja," ucapku singkat.
Setelah aku mengambil sebotol susu coklat dingin dan keripik kentang, aku pun naik ke atas lagi.
"Oh iya, seminggu lagi Adikmu pulang ," ucap ibuku yang membuatku senang.
"Serius, Ma?"
Aku langsung berjingkrak senang dan hampir saja menumpahkan minuman yang kubawa.
"Iyaa."
"Terus dia di sini berapa lama?" tanyaku penasaran.
"Sebulan."
Aku tersenyum dengan sangat lebar dan memutuskan untuk pergi ke kamar. Setibanya di kamar, aku mendapatkan sebuah pesan dari seseorang.
Devika
Lo gak ngampus?Aku hanya membacanya saja dan malas untuk menjawab karena sedang menikmati keripik kentang.
Beberapa detik kemudian, Devika mengirim pesan lagi kepadaku.
Devika
Gue gak suka sama Davyn.Terus masalahnya denganku apa?
Aku berusaha untuk fokus ke laptop dan tidak menghiraukan ponsel. Namun tiba-tiba Devika menelepon. Jujur, aku malas menjawabnya, tapi jika didiamkan kasihan juga.
"Hallo, lo kenapa gak masuk, Quel?" tanya Devika.
Huh, aku harus menjawab apa sekarang?
"Gue lagi gak enak badan," ucapku ngeles.
"Ohhh gitu."
Ponselku tiba-tiba mati karena baterainya habis. Aku langsung mengecasnya dan pergi ke dapur untuk memasak mie samyang kesukaanku.
Saat di dapur, aku memasak mie samyang dengan toppoki. Tidak lupa dengan sawi rebusnya. Aku suka sekali dengan makanan Korea. Bahkan saat di supermarket pun, aku selalu mencari makanan Korea. Terkadang, aku juga suka memix makanan Korea dengan makanan lndonesia.
Selain itu, aku juga sangat suka dengan makanan yang pedas, paling endingnya aku yang mengeluh sakit perut.
"Baunya enak banget nih," ucapku tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side (End)
RomanceAir mataku satu per satu mulai menetes deras, aku berusaha untuk menghapusnya agar tidak jatuh terlalu banyak. "Gak usah salahin diri lo, lo gak salah, yang salah gue, gue yang salah mencintai seseorang." Aku pun langsung pergi menuju kamar mandi da...