32

4 0 0
                                    


"Hai, spadaaa orang cantik dataanggg," teriak Devika dari luar dengan gaya modelnya.

"Tamu dari mana sih, Dek," tanyaku kepada Syifa.

"Gak tau, Kak."

Kami berdua sedang bersantai di kolam renang. Jarang sekali aku bersantai seperti ini. Biasanya aku langsung ke kantor dan ngurusin berbagai macam konsep yang terkadang membuat otakku mumet.

"WOY ADA TAMU NEH!" teriaknya seperti orang gila.

"KAMI TIDAK MENERIMA TAMU!" teriakku.

"Yeee, jahat lo ah." Devika pun langsung membuka pagar sendiri.

Aku yang melihatnya hanya terkikik pelan.

"Woy jahat lo ah, masa gue udah cakep gini disuruh buka pager." Devika menghampiri kami yang sedang bersantai.

"Lo ganggu tau gak, orang gue ama Syifa lagi santai." Aku masih menyelupkan kakiku ke air.

"Eh ngemall, yuk!" ajak Devika antusias.

Aku sedang malas sekali untuk kemana-mana. Ingin rasanya aku melempar Devika ke kolam renang agar diam.

"Yuk!" Syifa antusias untuk mengikuti Devika.

Aku yang berbeda pendapat dengan mereka malas untuk berdebat.

"Gue gak ikut deh."

"Ih lo mah gak asik nih, ayolah kita kan udah lama gak ketemuuuuu," sendu Devika.

"Alay lo, biasanya juga ga masalah."

"Ayo, Kak!" ajak Syifa.

"Aku males Fa, pengen rebahan ajaaa."

"Cepet ah! Gue mau shopping nih, abis itu nyalon!" Devika menarik tanganku agar keluar dari kolam renang.

"Aaaaaaa gak mauuuuu." Aku menarik tanganku keras.

"Katanya besok lo ada undangan, gimana sih! Beli baju lah," ucap Devika.

Aku baru teringat bahwa besok memang  diundang ke acara pernikahan si youtubers.

"Ck, iya sih yaudah gue siap-siap dulu." Aku berjalan menuju kamar dengan malas.

Setelah semuanya selesai, aku dan Syifa langsung masuk ke mobil Ferrari Devika.

"Terang banget mobil lo!" ketusku.

Iya mengechat mobilnya dengan warna kuning cerah. Jika siang warnanya akan ngejreng banget.

"Ih, keren gini juga."

"Norak tau gak!" sarkasku.

Aneh ya, padahal sudah lama tak bertemu. Pas ketemu malah berantem.

"Ih jahat lo ah, kesel gue." Devika manyun dengan gayanya.

"Ih sok imut dasar!"

"Fa, Kakak lo punya masalah hidup apa sih! Marah-marah mulu heran." kesal Devika.

"Gak tau."

"Oh gue tau, kayaknya gara-gara ngejomblo deh!"

Aku yang mendengarnya langsung menarik rambut Devika gemas. Rasain rambutnya jadi berantakan. Kesal sekali aku.

"Aaaaa QUEL! Lo ngapa jadi agresif gini sih!" Devika membetulkan rambutnya yang setengah berantakan.

"Biarin!"

Syifa yang melihat kami bertengkar hanya tertawa saja. Jujur, aku lebih suka seperti ini. Rasanya jiwa kami kembali. Sudah lama aku tidak bersikap seperti ini. Biasanya hanya menjadi seorang yang bijaksana. Sedikit membosankan.

Another Side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang