"Gimana, enak gak?" tanya Davyn sembari memakan burgernya.
"Iya," ucapku singkat.
Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang.
"Btw, lo ngapain belanja malem-malem gini? Emang gak bisa pagi?" tanya Davyn
"Bisa sih, cuma ini tuh karena disuruh nyokap plus besok Adik gue dateng," jawabku.
"Ohhhh."
Kami pun seketika terdiam sambil menikmati makanan masing-masing.
"Vyn, nih gue bayar," ucapku.
"Udah dibayar."
"Gue gak mau ada utang, Vyn," ucapku merengut.
"Gak papa Quel, kalo lo mau bayar nanti aja kita makan lagi," ucap Davyn yang masih sibuk dengan makanannya.
What? Apa Davyn ingin makan bareng denganku lagi? Ini sedikit membuatku terkejut.
"Maksud lo?" tanyaku heran.
"Gak usah, udah makan abisin," perintah Davyn.
"Iya iya." Aku pun langsung menghabiskan makanan tersebut dan beranjak untuk pulang.
"Yaudah lo jalan di depan ntar gue ikutin dari belakang," ucap Davyn sambil menaiki motornya.
"Vyn, gue gak enak sama lo, apalagi ini udah malem," ucapku terharu.
"Ih lo bandel ya, ini udah malem dan lo cewek, gue gak mau lo kenapa-napa," tegas Davyn lembut.
Dengan perkataan Davyn tersebut, hatiku terasa hangat. Aku seperti merasakan perlindungan.
( ╹▽╹ )
"Vyn, lo mau masuk dulu gak?" tanyaku.
"Gak usah Quel, gue langsung balik aja," ucap Davyn hangat.
"Eh, siapa itu?" tanya ibuku yang tiba-tiba keluar.
"Oh ini Mah Davyn, dia temenku dan yang udah bantuin aku bawain belanjaan," ucapku sambil tersenyum.
"Oh, makasih ya Vyn, mau masuk dulu?" tanya ibuku.
"Nggak usah Tante, saya langsung pulang aja," ucap Davyn sopan.
"Bentar, nih buat kamu," ucap ibuku yang memberikan Davyn beberapa minuman yang kubeli.
Ibuku memang sangat perlu kepada seseorang.
"Gak usah repot-repot, Tante," jawab Davyn tidak enak.
"Gak papa, makasih ya udah nganter anak Tante," ucap ibuku.
"Iya Tante sama-sama, saya pamit dulu, Assalamualaikum," ucap Davyn dan langsung berpamitan kepada ibuku.
"Waalaikumussalam."
Sepertinya sudah mendapat lampu hijau ni gengs. Tapi wajar sih ibuku seramah itu, soalnya selama ini aku tidak pernah membawa cowok ke rumah.
Saat Davyn sudah jauh dari penglihatan kami, ibuku langsung menanyakan tentang Davyn.
"Tadi pacar kamu?" tanya ibuku kepo.
"Bukan Mahhhh," ucapku mengelak.
"Deket banget kayaknya."
"Nggak, dia cuma temen aku, udah yuk masuk."
Aku langsung membawa belanjaan tersebut dan masuk ke dalam rumah sambil mesem-mesem tidak jelas.
"Aaaaaaaa gue seneng banget," ucapku sambil loncat-loncat di atas kasur.
Di sini juga banyak minuman dan makanan, aku langsung meminum teh botol yang sudah kubeli. Wajahku tidak berhenti untuk tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side (End)
RomanceAir mataku satu per satu mulai menetes deras, aku berusaha untuk menghapusnya agar tidak jatuh terlalu banyak. "Gak usah salahin diri lo, lo gak salah, yang salah gue, gue yang salah mencintai seseorang." Aku pun langsung pergi menuju kamar mandi da...