1

24.1K 1.6K 113
                                    

Tok tok

Noelle yang sedang berkutat dengan kurva-kurva di buku ekonominya seketika terinterupsi oleh suara ketukan yang berasal dari pintu kamarnya. 

"Masuk." ucapnya sebelum kembali fokus pada bukunya.

Pintu pun terbuka, menampilkan sosok mamanya sedang berdiri menatapnya.

"Kamu begadang lagi?" Sinta menghela nafas lelah ketika menemukan anaknya dengan rambut yang masih dibalut handuk tengah fokus memandangi halaman buku. Sesekali wajahnya ia dekatkan beberapa centi, berharap cara tersebut mampu membuatnya lebih mengerti tentang apa yang ia pelajari. 

"Habis ini aku tidur kok, Ma." jawab Noelle tanpa mengalihkan atensi sama sekali.

"Habis ini kapan? Shubuh kali." Sinta mendekat, melepas balutan handuk di kepala Noelle. Membiarkan rambut panjangnya yang sudah kering tergerai indah.

"Enggak, Ma. Kurang dua halaman lagi kok. Habis ini juga aku tidur."

"Janji dulu sama mama." Sinta mengulurkan kelingkingnya tepat di depan wajah sang anak. Noelle yang melihat itu langsung mengaitkan kelingking miliknya. Kini sebuah janji telah terikat, ia tidak bisa mengingkarinya.

"Ela janji setelah ini pasti bakal tidur." Sinta melepaskan kaitan jemarinya dengan Noelle. Beralih mengulurkan kedua tangannya untuk merapikan rambut sang anak.

"Kalo gitu, Mama balik ke kamar dulu." Sinta membawa langkahnya ke luar kamar, namun belum sempat dirinya menutup pintu, ia harus mengurungkan niatnya karena Noelle mencegahnya.

"Ma."

"Iya, kamu butuh sesuatu?"

"Are you happy?" tanya Noelle. Pertanyaan singkat tapi mampu membuat Sinta berat untuk menjawabnya. Terlalu berat untuk bisa diungkapkan dengan kata-kata, sehingga hanya senyuman yang ia tunjukkan pada Noelle. Semoga saja senyumannya sudah cukup meyakinkan Noelle bahwa ia baik-baik saja, . 

Pintu pun tertutup. Mengabaikan Noelle yang masih menanti jawaban. Dan harapnya, ia bisa segera mendapatkan jawaban.

.

"La, nilai ujian akhir Lo tertinggi se-angkatan." ucap Feli heboh setelah membaca email dari sekolah.

"Baguslah. Gue bisa bertahan." Noelle melanjutkan kegiatan makannya tanpa ada keterkejutan sama sekali di wajahnya.

"Gini ya jadi anak pinter. Dapet ranking 1 parallel reaksinya biasa banget. Kalo gue jadi lo, kayaknya bakal update status di semua sosial media deh." celetuk Ajun sambil menusuk satu buah bakso di mangkoknya.

"Pantesan lo gak dikasih ranking tinggi, orang tujuan lo aja udah gak bener." sahut Feli sukses membuat Ajun mengerucutkan bibirnya.

"Diem lo, Fel."

Feli hanya membalasnya dengan tertawa renyah. Menggoda Ajun adalah selalu menjadi favoritnya karena reaksi temannya itu selalu lucu.

Mereka bertiga melanjutkan sesi makannya sampai sebuah gebrakan keras menginterupsi seisi kantin.

Brakk

"Maksud Lo apa gangguin acara makan gue?"

Seisi kantin langsung memperhatikan salah satu meja yang berada di tengah itu. Terlihat dua orang cowok sedang bersungut marah. Ah lebih tepatnya hanya cowok yang  berdiri, sedangkan oknum yang menjadi objek tengah menyantap makanannya dengan tenang.

"Lo yang ngerebut cewek gue, kan? Ngaku lo."

"Cewek lo kali yang suka sama gue. Sorry aja nih ya, gue mah gak doyan punya orang."

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang