Noelle mengerjapkan matanya ketika silaunya sinar matahari pagi melewati celah ventilasi. Netranya menelusuri seisi ruangan. Ruangan cukup besar dengan warna dominan putih. Dirinya sedang di rumah sakit.
Noelle menemukan mamanya sedang tertidur di ranjang sebelahnya.
"M..Mama." panggil Noelle dengan lirih.
Sinta membuka matanya ketika mendengar pergerakan dari ranjang Noelle. Ia seketika terkejut menemukan anaknya sudah sadar.
"Astaga Ela kamu mau ngapain." Sinta panik ketika melihat Noelle berusaha melepas alat bantu pernafasannya.
"Ela mau ke kamar mandi."
"Kamu itu baru sadar jangan banyak gerak dulu."
Sinta menahan Noelle yang hendak beranjak dari ranjangnya. Sinta segera menekan tombol untuk memanggil dokter."Kamu tunggu dulu. Biar diperiksa dokter dulu."
"Hmm." Noelle hanya menurut.
Tidak lama dokter dan suster pun datang untuk mengecek kondisinya.
"Syukurlah, kondisi Nona Noelle sudah membaik." jelas dokter.
"Kamu hebat, Noelle." Dokter itu mengacungkan jari jempolnya yang dibalas senyuman tipis oleh Noelle.
"Baiklah, setelah ini sarapan akan diantarkan. Kami permisi dulu."
"Terima kasih banyak dokter."
Setelah itu, dokter dan suster meninggalkan ruang rawat Noelle.
"Aku gak sadar berapa hari, Ma?"
"Sehari. Kamu tahu kemarin dokter bilangnya kamu akan sadar pas malam. Tapi dari kemarin malam kamu belum juga sadar. Mama, mertua sama temen-temen kamu tuh panik banget." jelas Sinta panjang lebar membuat Noelle terkekeh.
"Malah ketawa. Kamu tahu gimana takutnya papa sama mama. Kami takut kalo sampai kehilangan kamu Ela." mata Sinta berkaca-kaca.
"Udah, Ma. Sekarang aku udah gak apa-apa."
Noelle menelusuri semua ruangan. Mencoba mencari seseorang yang sedari tadi belum juga ia temukan kehadirannya.
"Kamu cari siapa?" tanya Sinta
"Jayden mana?"
"Oh iya, mama belum bilang ya sama kamu. Waktu kamu gak sadar kemarin, Jayden yang paling panik di sini. Dia sampe nangis tahu gak."
Entah kenapa hati Noelle menghangat ketika mengetahui Jayden sangat mengkhawatirkannya.
"Sekarang dia kemana? Sekolah?"
"Kamu mau ketemu dia?"
Noelle mengangguk.
"Dia di gereja rumah sakit."
.
Jayden menyandarkan tubuhnya di kursi gereja yang tersedia di rumah sakit. Sesekali ia memejamkan matanya karena mengantuk. Bagaimana tidak, ia sudah berada di gereja sejak dini hari. Perasaannya kacau. Ia khawatir melihat Noelle yang belum juga sadar dari semalam.
Jayden memijat pelipisnya pelan. Namun, rasa kantuk semakin menguasai dirinya. Ia pun memejamkan matanya sebentar. Baru saja ia hendak menuju alam mimpi, jiwanya seakan ditarik kembali ketika merasakan ada seseorang yang bersandar di bahunya.
Jayden membuka matanya dan seketika ia melotot tidak percaya melihat sosok di sampingnya. Ia langsung menjauhkan tubuhnya membuat sosok itu sedikit oleng.
"Bilang dong kalo mau geseran, untung ga kepentok nih kepala." kesal Noelle lemas lalu berusaha menegakkan tubuhnya.
"Kak ini beneran kakak?" Jayden masih saja tidak percaya.
"Setan kali." sarkas Noelle. Padahal ia hanya tidur sehari, kenapa reaksi Jayden aneh sekali.
"Astaga, terima kasih Tuhan." Jayden langsung saja memeluk Noelle erat. Tidak lupa mengucap rasa syukur pada Tuhan karena doanya dikabulkan.
"Jayden, gak bisa nafas." protes Noelle membuat Jayden melonggarkan pelukannya.
Di tengah pelukannya, Noelle merasakan bahunya basah. Ia juga mendengar isakan kecil.
Noelle baru saja ingin melepas pelukannya. Niatnya untuk mengecek keadaan Jayden, namun Jayden menahannya."Jangan dilepas dulu. Nanti kakak lihat mukaku lagi nangis. Aku malu."
Astaga, Noelle sukses dibuat gemas oleh laki-laki yang berstatus menjadi suaminya itu. Akhirnya Noelle mengusap-usap punggung tegap Jayden.
"Gak apa-apa, sekarang aku udah bangun, Jayden. Makasih ya kamu udah khawatirin aku." Noelle mencoba menenangkan Jayden.
"Kak, aku ngantuk. Tidur bentar ya. Bentar aja." Noelle hanya pasrah.
Akhirnya, mereka berdua tetap pada posisi berpelukan di dalam gereja dengan Jayden yang tertidur. Untung saja keadaan gereja sepi saat itu.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Jay (REVISI)
FanfictionNoelle Artajaya atau biasa dikenal sebagai Ela merupakan putri sulung dari keluarga Artajaya. Ia dituntut untuk selalu menjadi yang terbaik agar bisa menjabat posisi CEO dari salah satu cabang perusahaan ayahnya. Bukannya lelah, Noelle yang memang...