21.

5K 750 4
                                    

"Nona Noelle keracunan." Semua orang terkejut dengan penuturan dokter yang baru saja selesai menangani Noelle.

"Namun untung saja kalian cepat membawanya ke sini. Jadi setidaknya racunnya belum menyebar ke seluruh tubuhnya. Mungkin malam ini, Noelle akan segera sadar." Jayden sedikit lega mendengarnya.

"Makasih banyak ya, Dokter." ucap Jayden.

"Sudah menjadi tugas saya. Kalau begitu saya permisi." Dokter itu berlalu meninggalkan Jayden dan keluarganya di depan ruang rawat Noelle.

Jayden segera memasuki ruangan disusul oleh keluarganya. Ia mendekati ranjang dimana Noelle terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan.

"Kak Ela, sebenernya siapa yang bikin kakak begini? Kakak cepet bangun ya. Untuk pelakunya serahin aja sama aku. Aku akan minta papi secepatnya ngurus masalah ini." Jayden mencium punggung tangan Noelle sebentar sebelum beralih pada papi dan mertuanya.

"Pi, tolong minta bantuan temen papi di kepolisian buat ngurus kasus ini. Aku gak bakal biarin orang yang berniat bunuh istri aku." Jayden bersungut marah.

"Iya, papi akan mengurus itu dengan papanya Noelle."

"Kebetulan aku punya kenalan detektif terkenal. Gimana kalo kita temuin dia sekarang." ajak Arkan yang diangguki oleh James.

"Ya udah, kalau gitu kita berdua pergi dulu untuk mengurus kasus ini." James dan Arkan keluar ruangan meninggalkan Jayden dengan ibu dan mertuanya.

"Sinta, kita gak bisa diem aja seperti ini. Gimana kalau kita sekarang menghubungi pihak sekolah."

"Iya, Clara. Aku gak terima. Kita harus segera temuin pelakunya. Dia harus dihukum berat karena hampir menghilangkan nyawa Ela."

"Jayden, kamu jaga Noelle di sini ya. Kami mau kembali ke sekolah dulu. Habis ini temen-temenmu ke sini bawain baju kamu." Sinta beranjak pergi diikuti oleh Clara.

"Kami pamit dulu ya, Jayden."

"Iya, mami sama mama hati-hati ya. Jayden akan kabarin kalian kalo Noelle sadar nanti."

Setelah punggung ibu dan mertuanya menghilang dibalik pintu, Jayden kembali mendekati Noelle. Ia duduk dengan menggenggam tangan kecil Noelle.

"Kakak tahu, kemarin baru aja aku ledekin Jake karena dia baru diputusin cewenya. Aku bilang kalau dia alay sebegitunya cuma kehilangan cewe." Jayden menjeda ucapannya. Matanya terkunci pada sosok Noelle yang terbaring lemah di depannya.

"Dan ternyata Tuhan nyadarin aku hari ini. Aku hampir aja kehilangan kakak. Dan rasanya bener-bener berat. Aku gak mau kehilangan kakak."

"Kakak tahu kenapa aku begini?" Jayden membawa punggung tangan Noelle ke arah pipinya. Sesekali diciuminya tangan Noelle yang menurutnya selalu hangat.

"Ini mungkin gak masuk akal. Tapi aku rasa, aku udah sayang sama kakak. Aku sadar kalau aku jatuh cinta sama kakak."

"Jadi aku mohon. Bangun ya, Kak. Karena aku mau ngakuin perasaan aku ke kakak sebelum kakak pergi ke Jepang nanti."

.

"Osis sampai dibekuin gara-gara kejadian ini." jelas Feli pada Jayden. Mereka berdua tengah berbincang di sofa yang tersedia di ruang rawat Noelle. Sebenarnya ada Jake dan Shaka tadi. Tapi mereka berdua tengah pulang sebentar.

Menurut info yang Feli dapat, OSIS di I-Land highschool tidak boleh bertugas sebelum masalah Noelle ini tuntas. Semua anggota OSIS harus melalui berbagai proses penyelidikan.

"Jay, lo gak curiga sama siapa-siapa?"

"Gue gak tahu. Tapi gue curiga sama cewe yang pernah ribut sama kak Ela."

"Maksud lo, Karina?"

"Iya. Mungkin aja dia dendam sama kak Ela."

"Bisa jadi tuh." Feli berpikir sebentar.

"Lo kelihatannya panik banget ya sama Ela?"

"Ya iya. Gue suaminya gimana gak panik. Gue berasa gak becus jagain dia." ucap Jay frustasi.

"Lo udah cinta sama Noelle, Jay?"

"Iya."

"Seriously? Pelet Noelle kuat banget ya. Kalian nikah baru dua bulan lebih loh. Cepet banget jatuh cintanya."

"Kakak gak tahu aja kalo kebiasaan bareng-bareng bisa bikin kita terbiasa. Apalagi kak Ela sama gue serumah."

"Jadi, lo gak mau gitu ngomong soal perasaan lo ke Ela? Sebelum Ela ke Jepang nanti. Dia berangkat kapan sih? Dua minggu lagi kan?"

"Iya. Gue pengen ngungkapin perasaan gue ke dia."

Feli tiba-tiba terpikirkan ide cemerlang.

"Jay, kalo lo gak keberatan gue bisa bantu lo. Nanti lo ajak Jake sama Shaka juga gak apa-apa."

"Serius?"

"Iya. Gue udah punya ide bagus buat lo ngungkapin perasaan lo ke Ela."

Jayden berbalik menatap Noelle yang masih belum sadar. Ia tersenyum tipis.

.

Maaf ya makin ga jelas. W bingung nuangin ke kalimatnya gimana. Padahal inspirasi ngalir terus.

Maaf jg pendek hehehe

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang