6.

8K 1.2K 57
                                    

Sudah dua minggu semenjak Noelle ditugaskan menjadi tutor pribadi Jayden. Ternyata apa yang ia pikirkan benar terjadi. Mengajar seorang Jayden ternyata sangat-sangat menyusahkan.

Bukannya berniat merendahkan. Tapi Jayden susah sekali untuk mengerti materi. Untuk pertama kali, Noelle masih memaklumi. Mungkin proses manusia dalam mengerti pelajaran berbeda-beda. Namun, lama kelamaan kesabarannya habis karena Jayden masih saja tidak mengerti. Harus dengan cara apa lagi Noelle mengajari cowok ini.

Seperti malam ini, Noelle sedang menarik nafas dalam-dalam karena jadwalnya Jayden belajar fisika. Noelle dengan sabar menunggu kedatangan Jayden yang katanya hendak mengambil camilan terlebih dahulu.

Lima menit kemudian, cowok itu muncul dengan membawa satu plastik penuh chiki. Membuat Noelle geleng-geleng kepala.

Ia pun memulai bimbingannya. Dengan sabar, dirinya membimbing Jayden untuk mempelajari kisi-kisi ujian perbaikan nilainya.

"Nah kisi-kisinya cuma dikasih 2 bab. Jadi, kamu harus bener-bener menguasai ini, Jayden."

Jayden menatap kertas yang penuh dengan campuran formula angka dan huruf itu. Mendadak saja kepalanya pusing, sehingga tangannya terulur untuk mengambil satu snack dari plastik yang dibawanya.

"Jayden, jangan ngunyah mulu. Dengerin aku." ujar Noelle melihat Jayden yang mulai memakan snacknya.

"Iya-iya. Ini didengerin." jawab Jayden sambil menjilat jari telunjuknya yang dipenuhi bumbu snack.

"Oke, jadi babnya tentang fluida. Ini gampang sih." monolog Noelle dengan suara yang makin mengecil, namun masih bisa didengar oleh Jayden.

"Gampang apanya. Aku lihat rumusnya udah keburu pusing."

"Kamunya sih ga pernah belajar."

Noelle pun mulai menjelaskan dengan serius. Ia berusaha mengubah materi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami Jayden. Namun, bukannya memperhatikan penjelasan Noelle. Jayden malah terganggu dengan rambut panjang Noelle yang sesekali menutupi wajahnya. Terlihat juga Noelle sering menyisipkan rambutnya. Hal itu sukses membuat Jayden risih.

"Jadi, kalor itu bisa diterima dan di-"

Noelle tidak melanjutkan kalimatnya karena terlalu terkejut dengan perlakuan Jayden. Suaminya itu, tiba-tiba mendekat dan dengan telaten mengikat rambut miliknya menjadi satu. Dari jarak sedekat ini, Noelle bisa memperhatikan dengan jelas jika Jayden itu sangat tampan. Pipinya chubby, namun garis rahangnya sangat tegas.

"Nah kalau begini kan gak ganggu. Yok lanjut."

Jayden memundurkan posisinya. Noelle berdeham untuk menetralkan rasa canggungnya.

"Oke makasih. Kita lanjutin."

Jayden mendesah pelan. Ia menurut saja pada Noelle. Ketika menjelaskan, ya didengarkan. Ketika disuruh mengerjakan, ya dikerjakan. Tanpa sadar mereka sudah menghabiskan 3 jam hanya untuk belajar. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Nah, kakak lihat progress kamu sudah lumayan bagus. Sisa apa aja ujian perbaikannya? Fisika, Biologi sama Bahasa Inggris kan?"

"Iya."

"Kamu bukannya pernah tinggal di Amerika lama, Jay? Kok bahasa inggris kamu nilainya merah."

"Itu bukan karena aku bodoh. Aku sering bolos di mapel itu."

"Kenapa?"

"Pak Namjoon galak."

"Terus karena gurunya galak kamu bisa seenaknya bolos gitu? Jay, sekolah itu punya aturan. Dan kamu sebagai murid harus bisa taat. Disiplin dong."

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang