Noelle sudah pulang dari rumah sakit dua hari lalu. Semenjak dua hari yang lalu, Jayden benar-benar melarang Noelle melakukan apa-apa. Bahkan untuk sekadar belajar pun tidak diperbolehkan. Dan jangan lupakan juga mamanya yang kini mempekerjakan seorang asisten rumah tangga di rumahnya.
Saat ini, Noelle sedang mengendap-ngendap menuju dapur. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30, jadi mungkin Jayden sudah berangkat. Apalagi tadi ketika Noelle bangun, Jayden sudah tidak ada di sampingnya. Ia yakin sekali pasti Jayden sudah berangkat sekolah.
Tujuan Noelle hanya ingin membuat mi instan. Ia bisa saja menyuruh Bi Rini untuk membuatkannya, tapi Noelle tidak enak. Apalagi saat ini ia melihat Bi Rini sedang sibuk menjemur pakaian.
Noelle mulai memasak mi instannya. Sambil menunggu minya matang, ia duduk di atas meja pantry. Tidak sopan memang tapi ini posisi ternyaman.
"KAKAK NGAPAIN DI SITU." sebuah teriakan dari suara yang sangat familiar membuat Noelle kaget. Otomatis ia meloncat langsung dari meja pantry. Noelle melihat ada Jayden yang berdiri di belakang dengan seragam sekolahnya.
"Ck. Kan aku udah bilang kakak diem aja. Jangan ngapain-ngapain." Jayden melangkah cepat lalu mematikan kompor.
"Aduh kok dimatiin sih. Kan mi nya belum mateng."
"Gak. Gak usah makan mi instan dulu. Kan kakak baru sembuh. Jangan makan macem-macem dulu."
"Tapi itu mi nya udah mateng. Terus siapa yang makan? Kalo dibuang kan mubazir."
"Ya udah aku bawa sekolah nanti biar dimakan Jake." ucap Jayden enteng.
Noelle hanya diam. Ia langsung saja kembali ke kamar. Menurutnya perlakuan Jayden begitu berlebihan.
"Ternyata bisa ngambek juga toh." Jayden menggelengkan kepalanya. Jujur saja Jayden merasa ada perubahan yang terjadi dari sikap Noelle. Hal itu terjadi semenjak ia pulang dari rumah sakit. Menurut Jayden, Noelle jadi semakin sensitif. Tapi dalam hati ia bersyukur karena istrinya itu bisa lebih mengekspresikan dirinya, tidak sedatar dulu.
Jayden pun memutuskan menyusul Noelle ke kamar. Terlihat Noelle sedang duduk sambil menghadap jendela.
"Udah siang berangkat sekolah sana. Lagian dari tadi ga berangkat ngapain aja?" baru saja Jayden melangkah masuk, Noelle yang menyadari itu langsung saja mengomel.
"Tadi dari rumah papa." jelas Jayden.
"Ngapain?"
"Mau tahu gimana perkembangan penyelidikan polisi."
"Terus? Ketemu? Siapa?"
Jayden menggeleng pelan.
"Kakak tahu kan kalo di sekolah kita ada beberapa ruangan yang ga ada CCTV nya. Salah satunya dapur anak OSIS."
"Terus? Apa anggota yang lain gak ada yang lihat?"
"Pas itu anggota lagi hectic banget ngurusin penataan panggung. Jadi gak ada yang cek dapur OSIS."
"Kita bisa dapet petunjuk dari yang bikin makanan kan."
"Emang. Kemarin polisi juga udah nyelidikin anggota yang bertugas buat bikin makanan, tapi gak ada tanda-tanda mereka salah."
Noelle jadi resah. Bagaimana jika orang itu masih mengincarnya. Ia sudah hampir mati kemarin. Bagaimana jika orang itu melakukan hal yang lebih dari kemarin?
"Udah jangan dipikirin. Aku bakal jagain kakak." Jayden yang mengerti kekhawatiran istrinya mendekat. Ia memegang kedua bahu Noelle.
"Jagain apanya, kamu bahkan selalu pulang malam dua hari ini." Noelle melipat tangannya di dada. Jay yang mendengar itu hanya diam. Merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Jay (REVISI)
FanfictionNoelle Artajaya atau biasa dikenal sebagai Ela merupakan putri sulung dari keluarga Artajaya. Ia dituntut untuk selalu menjadi yang terbaik agar bisa menjabat posisi CEO dari salah satu cabang perusahaan ayahnya. Bukannya lelah, Noelle yang memang...