48. [BONUS CHAPTER]

5.7K 651 99
                                    

Dua tahun kemudian....

Pukul delapan pagi di hari Minggu membuat Jayden masih menjelajahi alam mimpinya dengan tenang. Matanya masih setia terpejam meskipun silaunya sinar matahari menerobos masuk dari jendela kamar yang terbuka.

Jayden memang hanya bisa seperti ini di hari Minggu. Seharian bergelung dalam selimut, bermalas-malasan sepuasnya. Terlepas dari jadwal kuliahnya, hari Senin sampai Sabtu Jayden sibuk bekerja. Ia sedang magang di kantor papanya yang ada di Jakarta. Jayden juga kini harus mengelola studio foto milik Juna-mengetahui Juna sedang sibuk mengurus pernikahannya.

Namun, niatnya untuk bermalas-malasan seharian harus ia lupakan jauh-jauh selama dua tahun ini karena...

"JAY.... BANGUN!!!! UDAH SIANG!!" Teriakan membahana Noelle sudah berkumandang memekakkan telinga. Jayden yang memang dasarnya sangat susah dibangunkan memaksa Noelle harus bertindak lebih. Salah satunya seperti ini.

"JAYDEN!!! WAKE UP. YOUR KIDS HAVE BEEN WAITING FOR YOU."

Jayden yang masih tidak bergeming membuat Noelle mendecak kesal. Ia mendekat, mengambil segelas air di atas nakas dan memercikkan air berkali-kali ke wajah Jayden.

Butuh tiga menit hingga Jayden sepenuhnya membuka matanya.

"Bangun, Jayden. Anaknya udah nunggu buat sarapan bareng." ucap Noelle tanpa menghentikan aksinya memercikkan air.

"Kamu tega banget sih. Muka aku basah semua ini" protes Jayden sambil mengusap wajahnya yang sepenuhnya basah

"Hehe, biar gak perlu cuci muka." balas Noelle yang dibalas dengan gelengan tidak percaya oleh sang suami.

"Anak-anak mana?" tanya Jayden sambil mendudukkan dirinya.

"Udah di meja makan. Gak mau sarapan kalo gak nunggu papanya."

"Hm. Aku mandi dulu deh." Jayden langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

.

"Papaa." suara teriakan cempreng menggema di seluruh ruangan. Senyum Jayden merekah ketika melihat putra kecilnya berteriak kegirangan melihat kedatangannya.

"Selamat pagi, anak papa yang ganteng-ganteng." Jayden mengelus lembut pucuk kepala anak sulungnya juga mencubit gemas pipi anak bungsunya.

"Pagi, Pa." balas Alden kalem.

"Papaa.. Papaa.. ciniii... cinii..." si bungsu yang tengah duduk di kursi bayinya menunjuk-nunjuk kursi kosong di sebelahnya. Seperti mengisyaratkan Jayden agar duduk di sana.

"Iya, papa duduk di sini. Mama mana?"

"Lagi mandi, Pa." Jayden hanya mengangguk mengerti.

"Papa... Papaa.."

"Apa, Nak?" Jayden mendekatkan dirinya. Si bungsu berusaha meraih jemari Jayden. Jayden yang mengerti itu langsung mengulurkan tangannya agar digenggam oleh buah hatinya.

"Sallll... tangan papaa sall..."

"Iya lah. Kan kamu masih kecil Javi. Makanya tangannya kecil." Alden menimpali tingkah lucu adiknya itu.

Javier Daniyal Melviano. Buah hati Jayden dan Noelle yang lahir tepat dua tahun yang lalu, bahkan tanggal lahirnya sama dengan Jayden.

Noelle memutuskan untuk memberi nama Javier pada buah hatinya. Sebenarnya ia sempat takut-takut ketika mengusulkan nama Javier untuk menjadi nama anaknya. Takut jika Jayden akan salah paham dan mengira bahwa Noelle masih mencintai cinta pertamanya. Namun, ternyata semua perkiraan Noelle salah. Jayden tidak masalah dengan itu, bahkan suaminya itu berdoa agar buah hati mereka bisa memiliki hati yang baik seperti Javier Steviano.

Oh My Jay (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang