[INTERVENE: Kondangan]

337 91 86
                                    

Tentang Aa', nikahan mantan, dan si Dia

.
.
.

Seokjin menatap undangan mewah di tangannya. Mau sedih tuh kok ya melas banget, mau ikut senang juga dia gak senang-senang banget.

Lima tahun perjalanan asmara, kandas begitu saja karena kehadiran orang yang lebih cerah masa depannya. Gapapa sih, kalau Seokjin jadi Mbak Mantan juga bakal milih yang pasti-pasti aja.

Realistis bagimu, teriris-iris hatiku.

"Dateng sama si Dedek weh."

Jibeom langsung menggeleng, "Gak mau ah!"

"Dih, siapa juga yang mau ngajak!" sahut Seokjin. "Gampang lah ntar dateng sama anak-anak aja."

Tentu saja apa yang diucap barusan nggak sepenuh hati alias YAKALI?? Kondangan ke nikahan mantan sama temen-temen? Temen-temennya udah pada bawa gandengan pula. Apa gak makin jatuh harga diri?

Seokjin udah bisa ikhlas kok Mbak Mantan ini dipinang lelaki lain, tapi kalau dateng gak bawa gandengan tuh gimana ya... ada malunya gitu lho. Kalau gak dateng juga makin jadi omongan.

Sempat bertanya-tanya juga, kenapa dari sebegitu luasnya negara tercinta ini, Mbak Mantan memilih untuk nikah di kota sebelah? Cuma satu jam dari tempat tinggal Seokjin. Kenapa gak di Bali gitu? Atau sekalian Umroh misalnya.


"Pleaseeee atuh bantuin sekali ini aja," pinta Seokjin ke Jiae di suatu sore nan mendung tapi gak hujan-hujan.

"Imbalannya apa nih?" tanya Jiae.

"Perhitungan amat sama tetangga!"

"Ya karena kita tetangga harus perhitungan."

Seokjin mendengus sebal sembari mengungah keripik yang disuguhkan di meja Ruang Tamu Bu RT.

"Sebenernya gue punya ide sih," celetuk Jiae. "Temen gue ada yang dapet undangan kesitu juga."

Kedua mata Seokjin terbelalak. "Bohong?" pekiknya.

"Tuh kan. Yaudah kalau gak mau," jawab Jiae.

"Cewek apa cowok?"

"Cewek."

Jawaban Jiae menguap begitu saja karena Seokjin tidak merespon apapun. Pemuda jangkung itu sedang mempertimbangkan, apa iya dia se-desperate itu sampai harus gandeng stranger ke kondangan mantan?

"Dateng sama dia aja. Toh cuma buat beberapa jam. Daripada gak ada sama sekali?" lanjut Jiae.

"Tapi kan gue gak kenal?" tanya Seokjin.

"Kenalan dulu lah. Dia temen gue, dijamin aman," jawab Jiae yang kini sudah asik sendiri dengan ponselnya.

"Enggak ah!" tolak Seokjin. "Gila aja nyuruh gue dateng ke kondangan sama cewek gak jelas. Oke dia temen lo, tapi tetep aja itungannya strang—KAPAN BISA KETEMU?"

Ucapan Seokjin langsung berubah 180 derajat waktu disodorin foto temannya Jiae. Langsung ayo, soalnya cakep banget meeeennnnnn. Cocok banget diajak kondangan. Diajak naik pelaminan juga cocok sih kayaknya. Ehe.

"Sialan langsung mau," cibir Jiae.

"Kapan bisa kenalan?"

Ekspresi Jiae berubah menjadi disgusted face mode begitu mendengar antusiasme dari lawan bicaranya.

"Yeuuu! Tadi kekeuh gak mau!"

"Jomblo gak?"

"Najiiiissss gak usah aneh-aneh deh!"

The GooGooBomWhere stories live. Discover now