122: Kelabu

144 61 13
                                    

Donghyun lagi asik beres-beres meja belajar waktu Maminya masuk dan tiba-tiba duduk di kasur. Donghyun paling benci kalau ada yang duduk di kasurnya, kecuali Mami. Sama Ci Yein juga sih, soalnya Donghyun males berdebat sama sepupunya yang agak kgk jls itu.

"Besok ada ulangan?" tanya Mami Kim.

Donghyun menggeleng, "Enggak, Mi."

"Pulpen, stabilo, atau apa itu masih ada semua?"

"Masih," jawab Donghyun, yang kemudian menoleh ke Maminya.

Aneh.

Kalau gelagat Maminya begini, pasti ada apa-apa. Pasti ada yang mau diomongin. Walaupun sesepele,

'Minchan sekarang udah bisa protes kalau Mami unyel-unyel. Kok udah pada gede aja sih anak-anak gemesnya Mami.'

atau

'Mami sedih banget deh, Papimu tuh (curhat panjang lebar)'

Makanya sekarang Donghyun penasaran, kira-kira berita apa yang dibawa oleh Ibu Negara. Langsung deh tuh, gerak cepat beresin ini dan itu.

"Ada yang mau diomongin, Mi?" tanya Donghyun begitu pekerjaannya beres.

Mami Kim masih duduk di kasurnya Donghyun, kemudian tersenyum ala ibu-ibu penyayang. Donghyun jadi agak lega, soalnya kalau begini biasanya bukan hal penting yang bikin pening.

"Mami mau tanya sama Koko," jawab Mami Kim. "Sekarang kan kamu udah kelas 11, udah masuk semester dua juga. Mami rasa udah waktunya buat tau, sebenarnya impian Koko tuh apa sih?"

Ternyata dugaan Donghyun salah. Pertanyaannya bikin pusing tujuh juta keliling. Bukan karena Donghyun nggak punya jawaban, tapi karena dia belum merangkai jawaban yang sekiranya nggak bikin Mami kaget. Akhirnya cuma bisa nunduk, sambil jarinya garuk-garuk dengkul.

MIKIR KERAS.

"Mami nanya begini karena Mami pengen bantu kamu, biar kamu nggak bingung sendirian," lanjut Mami Kim. "Biar kalau ada kesulitan, kita selesaikan bareng-bareng."

Bukan tanpa alasan Mami Kim tiba-tiba datang buat ngobrol tentang hal ini ke Donghyun. Walaupun sebenarnya beliau juga ragu, soalnya takut mengganggu euforia si Sulung. Liburan akhir tahun ini kan mereka ke Jepang, jadi pasti masih ada lah sisa-sisa antusiasme setelah liburan dan belanja barang impian. Tapi kalau ditunda terus, malah takut nggak nemu momen yang pas.

Sekarang mumpung lagi santai, lagi bisa ngobrol berdua doang, dan beliau juga sudah mempersiapkan diri dengan matang buat menghadapi apapun jawaban Donghyun. Udah ngobrol sama Papi Kim juga, dan jawabannya:

"Kita lihat dulu jawaban dia gimana, baru kita pikirin selanjutnya harus ngapain."

Masalahnya, Donghyun masih belum jawab juga nih. Bocahnya kelihatan galau banget, kayak lagi ikutan kuis Deal or No Deal. Bingung nentuin kopernya mau ditukar atau enggak. Dia takut kalau jawab jujur, bakal menimbulkan huru-hara. Tapi kalau nggak jujur, takut dikira nggak niat kuliah atau nggak percaya sama orang tua sendiri.

Cepat atau lambat kan huru-hara itu pasti terjadi. Donghyun udah yakin bakal terjadi gimmick dan drama menjelang dia masuk kuliah.

"Nggak apa-apa kalau belum bisa jawab sekarang," Mami Kim buka suara lagi. "Yang penting kamu selalu ingat, Papi sama Mami mau yang terbaik buat kamu. Kalau kamu senang, Papi sama Mami juga senang."

Aduh... kalau udah begini tuh Donghyun makin nggak tega....

"Maaf ya Mi, aku masih mikir-mikir dulu," akhirnya Donghyun ngasih jawaban seadanya. Ternyata berhasil buat "ngusir" si Mami keluar.

The GooGooBomOnde histórias criam vida. Descubra agora