131: The Big Wave (real ver)

188 62 21
                                    

Jibeom sama Yuqi benar-benar BINGUNG harus bereaksi gimana. Donghyun ngechat Jibeom, nanyain Joochan. Setahu Jibeom kan lagi jalan sama Suyun. Lha kok Donghyun bilang kalau dia lagi sama Suyun. Tapi nggak lama kemudian, Jibeom lihat dengan jelas kalau Joochan lewat di depannya lagi bonceng cewek. Dia nggak halu kok, Yuqi saksinya.

Tapi Jibeom nggak bilang apa-apa ke Donghyun, cari aman. Toh dia juga nggak paham letak permasalahannya dimana, kejadian sebenarnya gimana.

Emangnya gimana?

Simak kisahnya di episode kali ini. Cekidot!

***

Sore itu Joochan udah siap banget mau jalan sama Suyun. Setelah kehalang banyak hal, akhirnya mereka nemu waktu yang pas buat pergi berdua.

Suyun Padus:
Bentar ya kak, kelasku masih rundingan
Buat surprise wali kelas :")

Joochan udah sampai di Parkiran, soalnya janjiannya emang disitu. Berhubung ternyata Suyun masih ada perlu, jadilah Joochan nyari kesibukan. Ngapain tuh? Ke toilet, benerin baju, sama semprot parfum dikit. Abis dari toilet, nggak sengaja ketemu Kak Soyun. Pas banget sama-sama keluar dari toilet. Joochan niat nyapa kan, tapi kok ada yang aneh yaa...

"Kak?" panggil Joochan sore itu.

Soyun yang tadinya nunduk, jadi ngangkat kepalanya. Wajahnya sembab, fix abis nangis.

"Eh? Lo kenapa, Kak?"

"Chan," balas Soyun sambil ngelap matanya pakai telapak tangan. "Gapapa kok. Belum pulang kamu?"

"Abis liat setan? Atau abis dilabrak?"

"Enggak kok."

Rasanya ikut cekit-cekit waktu lihat Soyun abis nangis begitu. Joochan nggak tega, tapi nggak berani nanya lebih jauh juga karena Soyun pun seolah nggak mengizinkan dia buat tau.

"Duluan ya, Chan."

Soyun pamit gitu aja, jalan sendirian ke arah gerbang. Joochan cuma bisa ngeliatin Soyun yang makin jauh dan akhirnya menghilang di ujung sana. Hatinya terusik, merasa nggak rela digantung gitu aja. Ada pergolakan batin yang terjadi dalam diri Joochan sore itu, sebelum akhirnya Joochan memutuskan buat ngejar Soyun.

"Kak."

Beruntung Soyun masih ada di sekitaran Sekolah, belum keluar dari pintu gerbang. Joochan sampai ngos-ngosan karena habis lari secepat kilat.

"Ya, Chan?"

"Lo pulang naik apa?"

"Angkot. Kenapa?"

Kalau memang Joochan nggak berhak tau alasan Soyun dibanjiri air mata, maka setidaknya dia mau memastikan gadis yang setahun lebih tua darinya itu sampai di rumah dengan selamat.

INI DIA AKAR PERMASALAHANNYA.

Soyun nggak menolak karena Joochan bilang, 'Gue anter aja biar cepet, Kak. Di angkot kelamaan ngetem, nanti jadi pusat perhatian dengan keadaan lo yang lagi begini.'

Joochan memang baik, selalu baik di mata Soyun. Tanpa dia sadari kalau kebaikan itu cuma kedok. Ada perasaan lain di dalamnya. Begitu juga Joochan, yang secara sadar dan nggak sadar akhirnya mengakui bahwa perasaan dia ke Soyun masih ada.

Selama ini dia terlalu dibutakan dengan sugestinya sendiri.

Gue udah move on, katanya. Tapi kenapa dia rela menghabiskan waktu, tenaga, dan bensin untuk mengantar gadis yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya? Padahal ada tanggung jawab lain yang lebih penting: janjinya dengan Soyun.

The GooGooBomKde žijí příběhy. Začni objevovat