78: Ospek

302 84 20
                                    

"Ma, air minum 600 ml itu yang kayak gimana?"

"Yo aqua yang biasanya dibeli itu lho Mas, yang 3ribu apa 4ribuan itu lho."

"Notebook A5, pulpen hitam, pulpen biru, bekal..."

"Apa itu kok ada notebook? Buat nyatet gitu?"

"Iya..."

"Kok gak bilang daritadi to, Mas?"

Mama Choi ngomel waktu Bomin baru bilang kalau ternyata harus bawa notebook ukuran A5. Ada-ada aja emang bocah satu ini.

"Mamaaaa besok Adek disuruh bawa kertas lipat!"

Ini pula si Adek bisa-bisanya bilang mendadak. Masalahnya ini udah jam 8 malam, dan baru pada ngomong. Kesel gak tuh? Kesel sih kalau jadi Mama Choi.

"Kebiasaan kalian tuh," omel Mama Choi. "Bukannya bilang dari tadi!"

"Lupa..."

"Lupa lupa! Yang diinget apa? Hape terus, iPad terus."

Bomin sama Seobin langsung nunduk sambil lirik-lirikan.

"Kertas lipat Adek masih ada kan?" tanya Mama Choi.

"Udah abis, tadi Adek udah liat di lemari meja belajar. Gak ada," jawab Seobin.

Mama Choi langsung ngambil ponselnya buat nanyain Papa Choi udah jalan pulang atau belum. Ternyata orangnya lagi buka pagar. Mama Choi buru-buru keluar.

"Mas, anterin anak-anak ke Toko ATK dekat Pasar. Besok disuruh bawa-bawa," kata Mama Choi tanpa basa-basi.

"Lho? Kok baru beli jam segini?" tanya Papa Choi.

"Mas, Adek, sana lho beli sama Papa. Ndang (cepetan)!"

Bomin sama Seobin langsung bergegas nyamperin Mama Choi di depan. Papa Choi mau gak mau masuk mobil lagi karena harus bertugas nganter dua bocah beli perlengkapan.

"Dibawa catatannya beli apa aja, biar gak bolak-balik."

Selama perjalanan, Papa Choi ngedumel juga. Pupus sudah angan-angan mandi air hangat dan lanjut goleran nonton bola.

"Beli apa sih?" tanya Papa Choi.

"Beli kertas lipat sama... apa, Mas?" respon Seobin.

Bomin yang lagi fokus ngeliatin notifikasi di grup chat menjawab seadanya, "Notebook."

"Ada-ada aja sekolahmu itu," gerutu Papa Choi.

"Emang jaman Papa dulu gak kayak Mas?" tanya Seobin.

"Ya enggak lah."

Padahal Papa Choi lupa dulu waktu dia ospek gimana.

"Papa tunggu sini ya?" kata Papa Choi. "Nih, 50 ribu cukup kan?"

"Ikut aja Pa," rengek Seobin. "Mau sama Papa."

"Haduuh," Papa Choi akhirnya nyerah dan ikut turun masuk ke Toko. Masih lengkap pakai baju kerja, wajahnya capek banget tapi tetap tampan paripurna.

The GooGooBomUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum