129: Sabar

124 55 10
                                    

Kata orang, cara paling ampuh buat menyembuhkan patah hati adalah mencari tambatan hati yang baru. Tapi Bomin nggak menerapkan hal itu. Daripada nyari cewek lagi, mending nyari prestasi.

"Yang olim yang olim."

Bomin baru datang waktu Sanha teriak-teriak pakai nada tukang cangcimen sambil berdiri di sebelah meja guru. Nggak cuma Sanha sih, ada murid yang lain juga.

"Ada apaan sih?" tanya Bomin ke Chaewon.

"Barusan anak OSIS ngasih selebaran, ada pelatihan khusus buat yang berminat ikut olimpiade," jawab Chaewon. "Ikut gih. Situ kan ambis."

"Emang ada olim apa aja?"

"Banyak. Liat aja sendiri."

"Lu nggak mau?"

"Hadeeehh. Denger kata 'olimpiade' aja udah mual."

Akhirnya Bomin nimbrung di kerumunan. Ternyata yang berminat lumayan juga. Apalagi kelasnya Bomin juga banyak anak ambisnya. Di tulisannya sih siapa aja boleh daftar, soalnya nanti dilatih dulu. Belum tau ajang kompetisi yang paling dekat itu apa dan dimana.

Wah, kalau gini sih Bomin berminat banget. Lumayan kan daripada ngegalauin pacar orang mulu. Mending mengasah otak biar dapat ilmu baru.

"Yang mau daftar langsung bilang ke gue. Biar nanti gue catat terus dikasih ke anak OSIS," kata si Ketua Kelas.

"Daftarnya lewat mana?" tanya Bomin.

"Bikin list di grup LINE aja kali ya? Atau pakai notes gitu. Daripada pusing."

"Boleh."

"Setujuuu."

Berbeda dengan Bomin dan beberapa murid lainnya, ada sekomplotan siswa mager yang lagi ngumpul sambil geleng-geleng kepala.

"I hate it here. Ambis people, ugh, me no likey," komen Daehwi.

"Gue juga. I'd rather find another way to shine," timpal Shasha.

"Ngapain tuh kira-kira? Bikin akun gosip sekolah?" ledek Hyunjin.

"ENGGAK LAH," sahut Shasha. "Liat aja ya, ntar gue jadi selebgram."

Kemudian Hyunjin nyeletuk, "Liat tuh si Bomin. Semangat banget kayaknya mau ikutan olim."

"Disini emang habitatnya Bomin sih. Sanha juga gitu-gitu otaknya jalan. Kita-kita aja nih yang gadungan," kata Daehwi.

"Kenapa ya gue bisa lolos masuk kesini dan KENAPA MASUK IPA? Padahal gue nggak saintis," keluh Shasha. Kemudian dia menoleh ke arah Bomin yang lagi jalan nyamperin mereka. "BOMEEENN!"

"Apa, Sha?" respon Bomin santai.

"Pasti eloh mau ikut pelatihan militer itu," kata Shasha sambil nunjuk ke arah Bomin.

Bomin yang lagi naruh ranselnya langsung nyamber, "Iye. Kenapa? Masalah buat lo?"

"Kagak sih. Nanya aja. Just AESKhing."

Hehehehehehe andai aja orang-orang ini tau alasan kenapa Bomin berniat gabung grup olim hehehehe bukan karena ambis doang hehehehe.

Sebenarnya Bomin udah (berusaha) biasa aja sih sama semuanya. Kemarin juga ketemu Heejin pas ekskul biasa aja. Lebih nempel ke Jongho sih tetep, tapi nggak yang sengaja banget menjauhi Heejin. Terus kapan itu juga main bola sambil nunggu dijemput, ada Eric sama Jeno juga. Biasa aja lah. Mau gak biasa juga dibiasain aja.

Beginilah cara Bomin Kecil menikmati pedihnya patah hati pertama. Anjay.

Oh iya, ngomong-ngomong soal Jeno, sampai sekarang Bomin pun nggak tau kalau sebenarnya Jeno udah tau duluan perihal Heejin-Eric. Waktu diundang makan-makan di acara ultah Sabtu lalu, Jeno berusaha buat nggak ngebahas itu. Kayak... yaudah lah, daripada nambahin masalah mending diem aja.

The GooGooBomWo Geschichten leben. Entdecke jetzt