136: Titik Balik

163 59 10
                                    

Guys, ternyata dari jam 7 tadi aku gak mencet publish... makanya baru kepublish jam segini... ((mnangis)) ampuni aq,,

****

"Kakak, Joochan, jaga diri, jaga rumah, jangan ribut-ribut yaa sampai Ayah sama Ibu pulang."

"Iyaaa."

Kemudian Joochan dan si Kakak bergantian saling peluk, cipika-cipiki sama Ayah, Ibu, Kakek, Nenek sebelum rombongannya masuk ke Ruang Tunggu. Mereka berdua agak sedih mau ditinggal lumayan lama, tapi yakin aja sama kekuatan doa. Katanya kan doa anak berbakti bakal dikabulin.

Bu RT spontan mengabsen satu persatu isian kulkas. "Ayam di wadah ijo, dori fillet sama sosis—"

"Iya, Bu. Kakak hafal," potong Jiae.

"Ingat Bu, harus meninggalkan keduniawian," timpal Joochan. "Cuma dua minggu mah keciill. Gak bakal kenapa-napa rumah dan seisinya."

Sementara Joochan dan Jiae asik sendiri sama Bu RT, Pak Hong diam-diam bergerak nyamperin satu orang setinggi tiang bendera yang daritadi cengar-cengir doang.

"Nak Daeyeol."

"Ya, Pak?"

"Buat bensin," kata Pak Hong sambil menyodorkan 'amplop lebaran'. Daeyeol langsung kelabakan dan buru-buru menggeleng.

"Nggak usah, Pak. Saya udah dapet dari Abang—"

"Yaudah buat beli es campur."

Disclaimer dulu. Daeyeol ikut sampai Bandara bukan tanpa alasan alias jadi KULI ANGKUT. Karena kebetulan ada perlu dan searah, jadi dia menawarkan diri buat bantuin. Mobilnya penuh sama barang, keluarga Pak Hong naik mobilnya sendiri. Dibilang modus enggak, cari muka juga enggak, tapi udah naluri aja. Kelamaan tinggal disitu jadi udah terbiasa menolong dan ditolong sama warga sekitar.

Singkat cerita, selesai urusan pamitan, Daeyeol, Jiae, Joochan lanjut ke urusannya masing-masing. Kakak beradik Hong pulang, sementara Daeyeol ke tempat lain.

"Mobil lu dulu, Ji. Ntar gue di belakang," kata Daeyeol sebelum masuk ke mobilnya.

"Oke," jawab Jiae. "Makasih ya. Hati-hati."

Joochan duduk di kursi penumpang samping supir dengan wajah agak murung. Ya sedih ditinggal Ayah sama Ibu, ya kepikiran tugas vlog bahasa Inggris yang gak ada kemajuan, ya masih galau karena ditolak Suyun.

Hari ini Joochan izin nggak masuk karena nganter ke Bandara. Padahal nganternya mah bentar doang, tapi tanggung kalau mau masuk setengah hari. Mending sekalian nggak masuk aja. Tapi dia nggak tenang karena masih kebayang tugas yang bareng Donghyun itu. Disaat kelompok lain udah nyiapin jadwal dan segala macamnya, kelompok dia doang yang gak ngapa-ngapain. Jangankan nyiapin, diskusi aja belum.

"Hari ini masak aja ya. Jangan makan di luar," kata Jiae. "Weekend aja kita foya-foya."

"Iya."

Jalanan nggak seberapa ramai, nggak panas juga padahal ini jam 2 siang. Akhir-akhir ini emang lebih sering mendung sih. Pas banget sama Joochan yang galau merana.

Selama perjalanan pulang pun nggak ada obrolan sama sekali karena Jiae asik sendiri ngikutin lagu di radio, dan Joochan nyender lesu sambil lihat-lihat ke luar jendela sambil mempertanyakan kehidupannya alias kenapa Suyun nolak dia? Kenapa dia goblok banget? Kenapa harus ada tugas bikin video? Kenapa sekelompoknya harus sama Donghyun?

Tuhan bila masih ku diberi kesempatan... Izinkan aku untuk mencintanya...

Dan kenapa LAGUNYA HARUS INI??? Gak bisa lagu lain aja yang agak bersemangat gembira? Jangan ngeledek gini dong ah.

The GooGooBomWhere stories live. Discover now