98: si Galau

218 78 20
                                    

Kalau kata lagunya Keluarga Cemara:

"Harta yang paling berharga, adalah keluarga."

Di kamus keluarganya Donghyun, keluarga gak cuma soal Papi, Mami, Minchan, dan anggota lainnya dari leluhur sampai yang paling muda, tapi juga perihal usaha yang mereka rintis.

Padahal keliatannya enak yak, lulus sekolah gak usah repot mikir kerja apa. Langsung aja lanjutin bisnis Papi, atau bahkan minta bukain bisnis baru. Gak usah ribet-ribet magang, bikin CV di Canva, atau apply sana-sini. Bisnis Papi adalah solusi👍

Gak bisa dipungkiri, Donghyun bisa hidup nyaman dan tenteram kayak sekarang ini karena hasil dari kesuksesan bisnis yang dibangun keluarganya. Dan gak salah kalau dia jadi harapan utama sebagai penerus. Nah, masalahnya kan Donghyun gak minat nih... sejauh ini belum minat.

Kita ralat dikit jadi "belum minat" karena masa depan gak ada yang tahu.

Donghyun gak tertarik soal ngurus toko. Selama ini dia bantu-bantu karena emang kewajibannya sebagai anak kan harus berbakti, nurut sama orang tua. Filial piety kalau bahasa kerennya, yaitu kewajiban untuk nurut sama orang tua sebagai bentuk penghormatan karena mereka adalah alasan utama kita hadir di dunia ini. Gampangnya begitu. Being born in a Chinese family means to uphold the value of filial piety.

"Koko, Mami mau tanya deh."

Sore itu, Mami Kim dan Donghyun lagi duduk di sofa Ruang TV. Tadinya sih lagi nonton, tapi begitu iklan jadi ngobrol.

"Apa?" respon Donghyun.

"Kan bentar lagi kelas 12, kamu butuh les yang lengkap gitu nggak? Bimbel misalnya?"

"...."

"Sekarang kan cuma Matematika nih sama Daeyeol, tapi buat UN kan macem-macem pelajarannya. Terus Daeyeol juga udah mau lulus kan?"

Bener sih... tapi Donghyun gak kepikiran, terutama poin terakhir. Iya ya, semester depan Daeyeol udah caaaww dari Kampus. Kalau skripsiannya tepat waktu sih. Tapi liat modelan Daeyeol yang gigih gitu sih kemungkinan tepat waktu.

"Maksud Mami, persiapan masuk Universitas kan gak gampang.... Kalau emang butuh les tambahan, kita cari info."

"Biasanya ada bimbel dari Sekolah sih, Mi. Tapi sejauh ini aku gak ngerasa keteteran kok," jawab Donghyun. Ini jujur ya, nggak ngadi-ngadi.

"Pokoknya kalau ada apa-apa, sharing sama Mami. Jangan dipendem sendirian, oke?"

"Iya."

"Ohya, kamu udah kepikiran mau lanjut kemana?"

NAH INI. INI NIH PEMIRSA. Disini kemampuan akting Donghyun diuji.

Benar, seperti dugaan kalian, Donghyun nggak ngincer jurusan yang berhubungan dengan marketing. Gak kayak Papinya yang lulusan Manajemen Bisnis dari salah satu Universitas swasta ternama (yang mana juga jadi saksi bisu perjalanan romansa dengan si Mami). Inilah yang bikin Donghyun PUSING BANGET BROOOUUUUU. Pengen mengungkapkan tapi takut runyam.

Padahal kalau gak diungkapin bisa tambah runyam gaksih? Iya, Donghyun tau kok. Dia cuma belum siap dan ngerasa belum pas aja kalau harus jujur sekarang.

"Aku—"

"TANTEEE!"

Baru mau jawab, ada cewek nyelonong masuk. Ternyata Ci Yein dateng sambil nenteng beberapa kresek yang pasti isinya makanan.

The GooGooBomWhere stories live. Discover now