107: Kabar Baru

221 73 45
                                    

Sekarang siapa aja yang fix kasmaran? Ada tiga orang? Empat sama Jibeom. Donghyun... ah, dia mah masa depan nomor satu, pacaran nanti dulu.

Pagi-pagi nih, Joochan udah stand by di sebuah pertigaan kurang lebih 1km dari sekolahnya. Lagi nunggu orang. Lebih tepatnya nunggu anak SMA yang turun dari angkot.

Siapa? Benar, Suyun.

Kalian heran? Sama, saya juga.

Mungkin ini maksudnya Jiae, tentang Joochan yang belakangan ini sering senyum-senyum sendiri. Faktanya, Joochan emang deketin Suyun. Awalnya iseng pengen nyari temen ngobrol, kok lama-lama nyaman. Kita maklumi, kalian yang udah melewati masa SMA pasti paham kalau kelas 10-11 tuh lagi puber-pubernya.

Joochan udah nggak kepikiran Kak Soyun lagi. Bener-bener udah ikhlas. Makanya dia ngejar yang pasti-pasti aja. Suyun kan udah pasti pas tuh. Pasti seiman dan pasti maunya.

Xixixixi.

"Kak."

Joochan langsung noleh waktu ada suara manggil dia. Suyun muncul, pakai seragam dengan atasan berlapis jaket warna pastel.

"Cepet amat?" tanya Joochan.

"Gak enak lah Kak, masa nebeng tapi akunya telat."

Nah, soal panggilan ini, awalnya Joochan berniat nyuruh Suyun buat pake gue-lo biar santai. Tapi kok gemes juga ya aku-akuan, gitu pikir Joochan. Jadi sama dia dibiarin aja.

HMMMM BISA AJA.

Nggak usah ditanya gimana gembiranya hati Dek Suyun. Sejujurnya, Suyun nggak berharap lebih sih. Waktu ospek itu, dia emang naksir sama Joochan. Pandangan pertama awal aku berjumpa, gitu lah. Terus dikomporin sama temen-temennya, kasih aja cokelatnya ke Joochan. Wajahnya Joochan wajah cowok baik-baik katanya. Ditambah lagi waktu lihat Joochan kumpul sama gengnya tuh wajahnya (di mata Suyun) bersahabat semua, nggak intimidating. Ternyata keberanian dia berbuah manis, walaupun harus nunggu sampai setengah semester lebih dikit.

Berhubung mereka berangkat pagi, jadi waktu sampai ke Sekolah tuh masih sepi. Aman lah, nggak bakal ketauan orang kan kalau berangkat bareng.

"Kak, aku masuk duluan ya," kata Suyun.

"Loh kenapa?" tanya Joochan.

"Gapapa... anu... gak enak aja kalau keliatan orang..."

Joochan ketawa, "Kenapa emang? Takut digosipin?"

Suyun nggak jawab.

"Santai elaahh. Kalau digosipin juga gapapa kali."

Suyun: ?!?!?

"Mayan kan, dosa kita berkurang. Hehehehheeh..."

Suyun jadi ikut ketawa. Ah, Kak Joochan nih bisa aja.

Mereka pisah di persimpangan koridor. Joochan jalan ke kelasnya sambil bersiul-siul riang seperti burung di pagi hari. Jiakh.

"EKHEM!"

Joochan noleh, ternyata ada Woojin di belakangnya. "Ngapa, Bos? Lagi seneng banget nih kayaknya?"

"Seneng lah," jawab Joochan. "Pagi ini nggak macet."

"Oooo gituuu."

Joochan jadi curiga nih sama responnya Woojin. "Kenapa sih?"

"Gue kira karena ada yang baru—misalnya motor... dasi... kaos kaki..."

"Apa sih," gumam Joochan sambil ketawa malu-malu nggak jelas.

Ternyata Joochan nggak cukup pandai menyembunyikan euforianya. Nggak cuma Woojin, yang lain juga jadi curiga. Bahkan Yeri langsung berhasil nebak karena apa.

The GooGooBomWhere stories live. Discover now