Ini udah jam setengah satu pagi, tapi jihyo belum bisa tidur. Daritadi cuman bolak-balik mencari posisi yang dia rasa paling nyaman.
Sayangnya, bahkan sampai sekarang pun dia masih belum bisa nemuin posisi yang dia mau. Entah gimana nasib matanya besok pagi.
Dia jadi kepikiran banyak hal.
Hembusan nafas keluar dari bibir jihyo dikamar dengan lampu yang udah mati ini, karna ini tengah malam jadinya lumayan sunyi dan sejujurnya dia jadi lumayan takut karna belum bisa tidur.
"Gue mau tidur," gumam jihyo sambil narik selimutnya sampai lehernya.
Dia sejujurnya juga masih kepikiran kejadian jam delapan malam tadi sama jungkook dan heejin. Banyak pertanyaan yang buat dia penasaran.
Apa kejadian nayeon itu juga karna jungkook kayak gini? Karna kangen sama mamanya? Kalau itu alasannya entah kenapa jihyo jadi sedikit terenyuh.
Entah nayeon yang terlalu baik untuk mengikhlaskan hidupnya atau hari itu keberuntungan untuk jungkook yang sampai sekarang masih nafas.
Apapun itu akhirnya jihyo berhasil tidur dengan segudang pertanyaan diotaknya.
Disekolah besoknya jihyo papasan sama jungkook didepan gerbang sekolah tapi mereka sama sekali gak sapa-sapaan karna gak ada untungnya dan gak ada alasan untuk saling negur.
"Hyo!"
Suara joy yang berpadu sama chaeyeon masuk ke kuping jihyo dan otomatis dia balik badan untuk nyambut sekaligus respon panggilan mereka.
"Eh baru dateng juga, tumbenan bareng?" tanya jihyo sambil natap joy dan chaeyeon bergantian.
Joy sama chaeyeon tatapan sebelum akhirnya ketawa. "Kan kita sahabatan terus rumah gue deket sama joy, jadi mulai hari ini gue bareng sama joy. Tadinya kita juga mau nyamperin lo tapi lo gak pernah nunjukin rumah lo," ucap chaeyeon panjang lebar dengan ekspresi semangatnya.
"Oalah, bagus deh. Gue pikir lo pada gak bisa akur," jihyo terkekeh dan matanya gak sengaja liat gelang joy sama chaeyeon yang lucunya kembaran. "Oh gitu, jadi sekarang lo berdua bahkan punya sesuatu dan gak ngasih gue?"
Chaeyeon ketawa dan buru-buru meraba saku rok seragamnya. "Ini buat lo, kita beli tadi dideket sini. Karna kayaknya bagus buat kompakan." ujarnya.
Mereka bertiga jalan kearah lapangan tengah dan pagi-pagi ini disambut sama kegiatan bersih-bersih yang dilakuin sama spotlight hari ini. Irene, yeonwoo, yebin, dan gak lupa nayoung.
"Wah yang bersih ya," kata jihyo jelas-jelas meledek.
Emang itu hukuman untuk mereka, bukan cuman empat orang itu. Tapi banyak yang lainnya, jihyo sengaja nyeret semua orang yang berurusan sama dia.
Ini hasil dari laporan jiah kemarin, bundanya bilang kalau kemarin sampai mencak-mencak diruang guru. Gak lupa kejadian sore hari ditaman sekolah.
"Kita minta maaf ya jihyo."
Bak anak TK, orang-orang yang pernah berurusan sama jihyo itu saling gandengan tangan didepan jihyo sama jiah yang lagi duduk dibangku taman.
"Ya ya, kalau sampai lo semua masih ngulangin kayaknya gue bakal turun tangan sekarang. Dan irene sama nayoung, gue bakal minta sesuatu dari kalian nantinya," kata jihyo.
Kepala sekolah yang berdiri disamping anak-anak itu juga minta maaf. "Maaf ya bu, saya jamin setelah ini tidak akan ada lagi kejadian seperti ini."
Sebelas dua belas sama ekspresi jihyo, jiah juga ikut-ikutan natap tajam satu persatu murid-murid berseragam sama kayak anaknya itu.
"Ck.. ck.. generasi muda jaman sekarang kenapa malah lakuin hal-hal kayak gini sih. Gak bermoral," ucap jiah.
Siapa bilang jihyo betul-betul maafin mereka? Karna sejujurnya jihyo masih jengkel sama nayoung juga irene.
Masa bodo sama yeonwoo yang selalu bikin masalah sama dia, dia lebih marah sama irene dan juga nayoung.
Dan gak akan hilang sampai dia narik dua orang itu untuk ke makam nayeon.
"Pulang sekolah nanti kalau kalian gak sibuk gue mau ngajak kalian makan bareng ditempat kesukaan gue," ucap jihyo sambil natap dari jauh irene sama nayoung.
Irene tampak senang. "Wah serius hyo?! Oke, gue samper ke kelas lo ya nanti!"
Tingkah irene yang kayak gini kadang buat jihyo heran kenapa dia bisa bully orang lain, padahal dia cantik, pintar, riang. Kurang apa lagi coba kalau sifatnya sedikit normal dan jalan hidupnya lurus.
Sementara itu nayoung terlihat sama sekali gak tertarik, dia milih bungkam dan terus nyapuin daun-daun yang ada dibawah pohon mangga.
"Yang disana, lo gak bersyukur mau gue ajak makan bareng? Ditempat yang gue suka lagi" jihyo tampak mengamati nayoung yang fokus dan gak terganggu sama sekali.
"Makasih, tapi sayang. Gue gak terbiasa pergi sama orang yang gak deket"
Jihyo ketawa, ketawanya rendahin nayoung yang tampak acuh. Joy tentunya kasihan liat 'sahabatnya' diperlakuin kayak gini, tapi mau gimana? Ini hukuman buat dia.
Ngomong-ngomong joy juga dikasih hukuman, tapi karna jihyo jelasin kalau joy terpaksa lakuin itu jadinya hukuman dia piket dikoridor setiap pulang sekolah selama sebulan.
Dan orang kayak nayoung, irene, juga yeonwoo. Mereka lakuin beberapa hal kayak :
1. Hapus papan tulis tiap pagi dan sore.
2. Piket setiap hari selama dua bulan.
3. Dilarang bawa ponsel ke sekolah selama satu bulan.
4. Bersihin kamar mandi seminggu sekali selama satu bulan.
5. Buang sampah kelas setiap hari selama dua bulan setengah.Meski banyak, bagi jihyo itu masih kurang. Tentunya orang tua murid yang dihukum juga protes tapi sayangnya bundanya bakal laporin ke yang berwajib kalau emang hukumannya gak setimpal.
Dan semua hukuman diatas itu, disetujuin sama bundanya jihyo. Seharusnya mereka berterimakasih karna dari 10 hukuman jiah cuman biarin mereka dapat 5 hukuman.
...oOo...
"Loh katanya mau ke tempat makan-"
"Ini tempat favorit gue, nih," jihyo motong ucapan irene dan nyodorin seblak yang dia beli disekolah.
"Ayo turun," ajak jihyo.
Ini disebuah tempat makam umum, ya bukan 'tempat makan' tapi 'tempat pemakaman'. Ini tempat pemakaman nayeon.
Irene masih keliatan bingung sementara nayoung tampak gak perduli, air mukanya nandain dia betul-betul gak perduli.
Sampai didepan makam nayeon, irene ternganga. "Ngapain kita disini?!"
"Minta maaf," ucap jihyo.
"Kita gak salah." setelah sekian lama bungkam nayoung buka suara.
Plak..
"Setelah lo bully dia? Setelah kayak gitu lo masih bilang dengan entengnya LO GAK BERSALAH?!" Bentak jihyo setelah nampar nayoung.
"Itu takdirnya. Salahin takdirnya terlahir jadi perempuan kayak gini," ucap nayoung.
- oOo -
Makasih yang udah baca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Girl [END]
Fanfiction"Heh culun! Beliin gue roti dikantin" "Eh mau kemana lo? Nih gantiin gue piket hari ini gue mau ke rooftop" "Jaman gini kuncir dua masih jaman? Baju lo kegedean tuh, pake baju bekas kakak lo ya?" Hinaan, cacian, dan makian itu udah gak asing lagi di...