Bagian akhir : Akhir yang belum berakhir [END]

673 89 29
                                    

Jihyo keluar dari mobilnya, dia buka payung yang baru aja dia ambil dari bangku tengah. Jungkook senyum dia masih gak bergerak dari tempatnya tadi.

Tadi jihyo ke rumah heejin, dia nanya beberapa hal yang buat dia penasaran belakangan ini dan sekarang semuanya udah terjawab.

Flashback on.

Jihyo berdiri didepan pintu besar ini, heejin buka pintunya dan langsung narik jihyo masuk. Mereka berdua duduk diruang tengah.

Setelah beberapa kali basa-basi, jihyo berdehem berniat untuk masuk ke pembicaraan inti. Pembicaraan yang buat jihyo duduk disini sekarang.

"Rumah lo sepi banget jin, gak ada orang?" tanya jihyo, matanya meneliti setiap sudut rumah besar ini. Rumah yang lebih besar dari rumahnya.

"Iya nih, gak ada orang kak bokap sama nyokap gue lagi pergi bareng."

"Ehm.. jin. Gue tau gak sopan nanya kayak gini, tapi apa gue boleh tau kenapa jungkook dibenci sama mereka ehm maksud gue mereka itu ortu lo berdua? Gue minta maaf sekali lagi. Kalaupun lo gak jawab gue juga gak apa-apa," ungkap jihyo yang langsung dia sesali.

Betapa kurang ajarnya dia malam-malam datang ke rumah orang dan dengan gak sopannya nanya tentang masalah keluarga mereka.

Heejin narik nafasnya panjang, matanya mulai menerawang kejadian beberapa tahun lalu. "Sejujurnya gue juga gak tau apa-apa kak, gue... gue pindah kesini waktu gue kelas lima dan kak jungkook kelas tujuh. Waktu itu dia pemarah banget sama gue karna dibilang ngerebut ayahnya, gue juga marah sama dia karna terus ngatain gue kayak gitu. Sampai akhirnya gue tau kalau ternyata kak jungkook gak pernah sekalipun disayang sama papa. Sedang gue yang bahkan anak tirinya diperlakuin lebih pantas daripada kak jungkook."

"Kalau mama gue ya mungkin bisa dimengerti kenapa gak suka sama jungkook, mereka gak ada hubungan darah. Tapi papa.. gue bahkan masih bingung kenapa dia selalu jadi samsak disini. Samsak yang jelas-jelas hidup dan bisa rasain sakit."

"Setiap ada masalah badannya remuk, kadang dia bahkan merangkak ke tempat tidurnya. Luar biasa keterlaluan kan kak? Tapi itu lah keluarga gue. Dan kak jungkook malah hahah-heheh ditengah kehampaannya itu yang bikin gue makin sakit, makin sakit karna tau semua senyumnya pura-pura. Harusnya dia nangis atau marah tapi dia gak lakuin itu."

Panjang lebar heejin jelasin, air matanya bahkan sekarang udah meleleh basahin pipinya karna memori dari film jungkook itu, memori yang kadang terpampang nyata tepat didepan matanya.

Jihyo terenyuh, dia masuk dalam-dalam ke cerita heejin. Cukup, dia gak bisa bebanin jungkook lagi dengan embel-embel balas dendam.

Gerakan berikutnta jihyo meluk heejin. "Maaf, maaf malem-malem gini gue bikin lo nangis. Maaf."

Flashback off.

"Hujan."

Jihyo berdiri didepan jungkook, berniat berbagi payung.

"Ya siapa bilang ini tsunami?" tanya jungkook dengan nada bercanda, jihyo mutar matanya.

"Ngapain lo ke tempat ini lagi? Mau bunuh diri?" tanya jihyo.

Jungkook bungkam dia beralih natap jalanan didepannya dengan posisi yang masih sama, dia masih duduk ditrotoar dengan bungkus sate yang ada diatas kakinya. "Makan sate," ungkapnya tanpa semangat.

Mata jihyo melotot, dia emang bisa liat sate. Tapi orang gila macam apa yang makan sate disini dan gak beranjak bahkan saat hujan gini?

Emang disini ada fasilitas untuk makan apa gimana? Ini kan cuman trotoar.

Fake Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang