Bagian Bonus : Jiwa yang mati akhirnya pergi

574 78 30
                                    

3 bulan kemudian.

Jungkook koma.

Jihyo?

Dia aman, malam itu jungkook jadi penyelamatnya dari maut yang nerjang dia. Manusia yang pantas untuk mati.

Katanya jungkook sendiri.

Gak ada kabar semenjak kali terakhir jihyo masuk keruangan serba putih itu alias jengukin jungkook, terakhir kali itu juga jihyo tau kalau kemungkinan besar saat jungkook bangun dia akan kehilangan semua ingatannya.

Ingatannya, yang jihyo rasa penuh penderitaan.

Entah itu kabar baik, atau kabar buruk. Menurut jihyo itu kabar baik karna seengaknya dia bisa lupain semua masa lalu yang buat dia gila. Yang buat dia gak bisa bedain mana senyum bahagia atau senyum pedih.

Dan lagi. Hilang ingatan bukannya lebih baik daripada mati?

Kali ini jihyo ketiga kalinya. Bukan, ralat ini kelima kalinya jihyo napakin kakinya dirumah besar milik keluarga jeon.

Untuk siapa lagi kalau bukan heejin.

Orang berumur dikeluarga itu udah gila, bajingan yang menyamar jadi orang tua heejin juga jungkook itu bahkan malah sibuk karaoke seminggu tepat kejadian jungkook dinyatakan koma sama pihak rumah sakit.

Anjing emang. Itu pertama kali kata yang dipikirin jihyo kali itu.

Oh iya, jihyo belum jelasin kenapa dia kesini tiap bulan. Jawabannya simple. Dia mau nganterin heejin kerumah sakit sekaligus nengok jungkook.

Kenapa sebulan sekali? Karna semenjak itu orang tuanya termasuk jihoon gak bolehin jihyo main sama jungkook lagi.

Tapi ini kan bukan main. Toh, gimana caranya jungkook bisa main sama dia?

"Mau ulangan lo masih mau nginep disono?" tanya jihyo, sambil bawain tas heejin yang berat karna berisi buku-buku sekolah sama seragam untuk besok.

Ya heejin emang kadang tidur dirumah sakit, bukan dikamar yang sama emang tapi disalah satu kamar yang disewa untuk heejin sama mama juga papanya.

Heejin angguk-angguk kepala. "Ya, kasian kak jungkook sendirian," jelas heejin.

"Lo pikir karna lo disana dia jadi gak ngerasa sendiri? Dia koma mana mungkin dia seneng lo ada disana." Kekeh jihyo.

Tapi sedetik kemudian dia sadar sama apa yang dia ucap barusan karna heejin yang tiba-tiba nunduk. "Ya-..ya.. gue rasa dia bakal seneng." Jihyo senyum kikuk, sekilas noleh ke heejin yang masih murung. "Jungkook pasti seneng banget punya adek kayak lo jin, gue yakin dia seneng setengah mati karna lo jadi anak baik," hibur jihyo.

Setelah itu hening selama perjalanan ke rumah sakit, heejin kayaknya emang lagi sensitif dan jihyo sesalin ucapannya yang tadi.

Sampai disana mereka jalan dikoridor rumah sakit, lorong yang agak sepi karna khusus untuk pasien yang lagi berjuang sebelas dua belas kayak jungkook.

Mereka masuk satu-satu, jihyo masuk duluan karna heejin katanya nanti aja kalau jihyo udah pulang. Dia punya banyak waktu dan sekarang milih ke kantin rumah sakit buat baca-baca buku.

Setelah beberapa menit akhirnya jihyo napakin kakinya diruangan sunyi itu, tiap kesini jihyo juga kadang bingung mau lakuin apa.

"Gue baru beli parfum, wanginya enak kan?" tanya jihyo.

Cuman suara alat-alat terpasang disana yang jawab pertanyaan jihyo.

"Katanya lo bisa denger omongan gue kan? Jawab dong, lo kembali bisu ya kayak waktu dicafe itu?" tanya jihyo lagi.

Fake Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang