Jimin

2.7K 360 30
                                    

Beberapa menit yang lalu, Jimin dilanda rasa bosan, ia hanya duduk sambil menatap TV dengan tatapan tak berminat pada acara yang sedang ditampilkan.

Sedangkan bayinya, yaitu Yoongi. Ia malah asik bermain sendiri di lantai, memainkan balok - balok juga bola berbunyi kesukaannya tanpa memerdulikan Jimin.

Yah —sesekali Jimin juga berusaha untuk menarik atensi Yoongi dengan mencolek - colek tubuhnya, namun tak ada respon sama sekali. Jimin sebenarnya tidak berharap banyak dari Yoongi, tapi tetap saja diacuhkan oleh bayinya membuat dirinya merasa sedih.

Maka dari itu, terlintas di otak Jimin sesuatu hal yang dapat mengalihkan atensi Yoongi agar bisa fokus kepada dirinya. Hitung - hitung sekaligus bermain bersama, juga Jimin dapat menghilangkan rasa bosannya.

Dan kini mereka berdua berada di dapur, membuat cookies kesukaan Yoongi, Jungkook dan juga Seokjin.

“Astaga Yoon, jangan makan itu dulu.” Jimin menggendong Yoongi dari atas meja, menjauhkan dirinya dari adonan cookies yang kini ada di hadapannya. Menempatkan Yoongi di salah satu kursi yang bersebelahan dengan dirinya.

Yoongi merengut, bibirnya ia kerucutkan, menatap Jimin dengan tatapan kesal sekaligus bingung, “Napa Ungie ndak boyye mam?”

“Karena itu masih mentah, sayang.” Jawab Jimin sambil menguleni adonan cookies.

“Mentah? Mentah apa?” Alisnya ia tautkan, Yoongi masih menatap Jimin dengan heran.

“Mentah itu artinya belum jadi, bayi. Ini belum matang, Yoongi belum bisa makan ini.”

Bibirnya semakin merengut, “Daddy buung kan! Padahal cudaa jadi cookies, tapi daddy ndak mawwu bagi - bagi cama Ungie!”

Jimin menghela nafas berat, padahal dirinya sama sekali tidak ada niatan untuk mensabotase cookies milik bayinya. Justru, ia ingin membuat sebanyak mungkin agar Yoongi bisa makan kapanpun yang ia mau.

Jimin mendekatkan diri ke arah Yoongi, menggendong dirinya kemudian mendudukkan Yoongi di atas meja, Jimin berdiri tepat di hadapannya, menatap wajah Yoongi sembari mengusap rambut belakangnya dengan lembut, “Memangnya daddy pernah berbohong sama Yoongi?”

Yoongi menunduk sambil memainkan jemari kecilnya, “Ya! Cewaktu gigi Ungie kecabut, daddy bilang peli gigi bakal datang kacci Ungie hadiah di bawah bantal, tapi Ungie intip yang kacci hadiah itu daddy bukan peli gigi!” Ucapnya dengan sedih.

“Padahal Ungie mawwu liat peli gigi . .”

Mengingat kenangan buruknya membuat mata Yoongi menjadi berkaca - kaca, padahal waktu itu ia sudah berpura - pura untuk tidur agar bisa melihat peri gigi yang dibicarakan oleh daddynya, ia juga berniat untuk menangkapnya dan memperlihatkan peri gigi miliknya kepada Jungkook juga Seokjin. Namun, yang datang memberinya hadiah adalah Jimin, yang mana membuat Yoongi merasa kecewa juga sedih karena dibohongi oleh daddynya sendiri.

Jimin terkekeh pelan, ia kira dirinya telah berhasil menipu Yoongi waktu itu. Ia pun mengecup kening Yoongi, ”Baiklah, maafkan daddy ya? Waktu itu peri gigi sakit, jadi dia menitipkan hadiahnya kepada daddy agar bisa diberikan ke Yoongi.”

Yoongi menatap mata Jimin dengan matanya yang berkaca - kaca, “Daddy ndak buung? Peli gigi benalan agii ccakit?”

“Iya, Yoongi. Daddy tidak bohong.” Tak ingin ketahuan jika dirinya sedang berbohong, Jimin menghindari tatapan Yoongi dengan mencium pipi kanan miliknya beberapa kali.

“Hum, okkie. Kalau daddy buung nanti Yoongi kaci cubit.”

“Astaga, iya bayi kecil. Sekarang lanjutkan buat cookiesnya dulu, ya? Ingat, Yoongi tidak boleh memakan adonan cookiesnya, mengerti?”

“Ayyay captain!”

Setelah percakapan yang cukup panjang, mereka berdua melanjutkan kembali pekerjaan yang sempat tertunda. Jimin yang asik menguleni adonan cookies, serta Yoongi yang membantunya untuk mencetak adonan, sesekali ia juga memakan adonannya sedikit demi sedikit tanpa sepengetahuan Jimin.

Setelah semua adonan selesai, Jimin memasukannya ke dalam oven. Kemudian, ia mencuci tangannya serta menaruh celemek yang ia kenakan di atas meja.

Yoongi turun dari atas meja dengan perlahan, menuruni kursi terlebih dahulu kemudian turun ke lantai. Dirinya berdiri di sebelah Jimin, menarik ujung baju Jimin dengan tangan mungilnya sembari mendongak ke atas, “Daddy daddy!”

Jimin pun menoleh, melihat ke arah suara disertai senyuman, berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Yoongi, “Kenapa, sayang?” Tanyanya sembari melepas celemek kecil yang masih berada di tubuh Yoongi.

“Ungie mawu ketemu cama peli gigi.” Balasnya dengan tatapan serta nada suara yang polos.

Jimin yang mendengarnya terkejut, “Loh, kenapa Yoongi mau ketemu peri gigi?”

“Peli gigi kan cakit, Ungie mawu kacci peli gigi cookies cupaya peli gigi cepat cembuu.”

Mendengar perkataan Yoongi membuat Jimin kebingungan, ia tidak tau di mana letak tempat tinggal peri gigi. Bahkan, ia juga tidak tau apakah peri gigi itu benar - benar ada atau tidak.

Mau tidak mau Jimin harus membohongi bayi kecilnya lagi, “Justru karena peri gigi sedang sakit, jadi Yoongi ga boleh kasih peri gigi cookies, sayang.”

Yoongi menunduk, ia menjadi sedih. Bibirnya ia kerucutkan serta matanya mulai sedikit berkaca - kaca, “Tapi kalau peli gigi ndak mam, nanti peli gigi mati . . Ungie ndak mawu kalau peli gigi mati daddy.”

Jimin pun menggendong Yoongi, menepuk - nepuknya secara perlahan sambil memberinya kecupan di keningnya, “Sst, jangan nangis ya. Peri gigi ga akan mati, sayang. Peri gigi itu kuat, sebentar lagi juga peri gigi sembuh.”

Yoongi mengusalkan wajahnya ke dalam pundak Jimin, “Humb . . peli gigi benalan mawu cembuu?”

“Iya, bayi.”

“Hum, okkie.” Yoongi pun menjadi lebih tenang setelah mendengar perkataan daddynya.

“Daripada kasih peri gigi cookies, gimana kalau Yoongi kasih Jungkook dan Jin cookies? Nanti kalian bisa makan bersama kan.” Ucap Jimin masih dengan menepuk - nepuk punggung Yoongi perlahan.

Mendengar perkataan daddynya membuat Yoongi menjadi bersemangat, “Um! Ungie akan mam cama Koo dan Jinie. Ungie boyee main cama Koo dan Jinie jugaa kan daddy?”

“Iya, boleh sayang.”

“Okidoki.” Ucap Yoongi sembari mengecup pipi Jimin.




.
.
.




Ada yang masih nungguin ini update kah?

Anw, kalian ada saran buat fanfic ini ga? Misalnya dari penulisan aku atau apapun itu, sebisa mungkin nanti aku perbaiki kekurangannya. Thanks in advance !

DADDY  | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang