Putar BGM terlebih dahulu sebelum membaca. Agar, kali aja, feelnya lebih dapet.
Namjoon keluar dari rumahnya dengan jaket tebal. Hari ini adalah musim salju. Musim yang dibenci oleh Namjoon.Berjalan sebentar ke arah taman yang tidak jauh dari apartemennya. Berdiri di depan kursi taman yang sebentar lagi akan tertutup oleh salju.
Namjoon mulai duduk di kursi itu, menyamankan diri, kemudian menghela nafas.
Sekelebat kenangan buruknya terputar di dalam otaknya. Hatinya kembali berdenyut sakit.
Satu tahun yang lalu, di tanggal yang sama, bulan yang sama, musim yang sama, dan di tempat yang sama, Seokjin memutuskannya secara sepihak di sini, tanpa mau mendengarkan persetujuan Namjoon.
Pergi begitu saja. Namjoon tidak berniat membenci, karena tau, Seokjin pasti mempunyai suatu alasan, terbukti dari air mata yang jatuh saat mengucapkan kata-kata menyakitkan itu.
Padahal, Namjoon ingin melamarnya, mengingat dulu musim salju adalah musim favoritnya. Membawa sekotak cincin yang indah di dalam kantung jaketnya, berlari menyusuri dinginnya kota saat malam hari.
Harapannya pupus begitu saja saat Seokjin mengatakan hal itu. Namjoon tidak bisa berkata-kata, kepalanya pening, hatinya sakit, dadanya sesak sekali.
Namjoon ingin bertanya kenapa, tetapi Seokjin sudah berlari begitu saja.
Air matanya jatuh, perlahan kemudian menjadi deras. Seperti hujan.
Namjoon berteriak, frustasi. Tidak mengerti mengapa Seokjin mengatakan hal yang demikian.
Sesaat kewarasannya hilang, beruntung saat itu cuaca dingin dan hari sudah malam.
Namjoon tersenyum lirih saat kenangan itu kembali terputar. Padahal Namjoon sudah berniat melupakannya, tetapi kenapa teringat lagi? Apa Tuhan tidak mau membiarkan Namjoon bahagia?
Dadanya kembali sesak, hatinya kembali sakit. Sudah satu tahun berlalu, tetapi dia tetap tidak bisa melupakan kejadian itu. Terkekeh perlahan.
Meraba kantong jaketnya, mengambil satu buah kotak berwarna merah maroon dan membukanya. Tersenyum, kemudian mengambil cincin itu, ia menatapnya lamat.
Namjoon berfikir, jika dia mengubur cincin itu di sini, apa kenangannya bersama Seokjin bisa ikut terkubur juga? Bisakah hal itu terjadi?
Namjoon menghela nafas, tidak tega. Setidaknya biarlah cincin ini bersamanya. Sebagai kenang-kenangan, bahwa dulu, ia pernah merasakan kebahagiaan yang mendalam bersama orang yang ia cintai. Biarlah kenangan itu tetap terjaga di dalam otaknya, agar tetap mengingat kenangan manis yang pernah ia buat bersamanya.
Setidaknya, biarlah Namjoon berfikir, bahwa semua itu adalah hadiah terakhir dari Seokjin untuknya.
.
.
.Sama seperti tadi, ini muncul gitu aja pas denger lagu let go. Tumbenan emang.
Selingan aja, supaya mood nulis bangkit dan ide-ide muncul lagi di kepala.
Semoga suka, ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY | BTS
Fanfiction❝ Keseharian Taehyung, Jimin, dan Namjoon dengan para bayinya. ❞ BxB ©Jeonsgucci