Seperti biasa, Namjoon membawa Seokjin ke kantornya. Walaupun, sebenarnya Namjoon cukup kewalahan dengan sikap Seokjin, tetapi apa boleh buat, toh ia masih takut untuk menitipkan bayi kecilnya kepada orang lain.
kini Namjoon masih sibuk dengan dokumen - dokumen yang ada diatas mejanya. Sesekali ada karyawan yang datang untuk memberikan pekerjaan yang sudah diselesaikan, setelah itu tak jarang dari mereka akan menyempatkan sedikit waktu untuk menyapa bayi kecil milik Namjoon —Seokjin.
Namjoon tau, bayi kecilnya memang menggemaskan.
Seokjin yang sedari tadi sedang dibicarakan, kini ia sedang menyibukkan diri dengan acara menggambarnya.
Namjoon sengaja memberi Seokjin spidol juga kertas gambar untuk ia coret - coret, setidaknya itu cukup membantu untuk menyibukkan Seokjin. Yea —walaupun terkadang Seokjin mencoret - coret tembok di dalam ruangannya.
Seokjin hanya fokus dengan satu warna, yaitu merah muda. Entah kenapa warna itu terlihat begitu menarik di mata Seokjin, sehingga ia tidak ingin mengganti warna spidol yang kini ia sedang gunakan.
Di mata Seokjin, kini ia sedang menggambar ice cream, coklat, buah - buahan, biskuit. Walaupun jika dilihat oleh mata orang dewasa, di atas kertas itu hanya terdapat garis - garis abstrak.
Hanya bayi yang dapat mengerti.
Seokjin menghabiskan waktu cukup lama untuk menggambar, sudah ada beberapa kertas yang sudah ia isi dengan gambarannya.
Seokjin kini merasa bosan, ia ingin mencari sesuatu yang baru.
Seokjin melihat ke sekelilingnya, matanya seolah - olah sedang mengintrogasi.
Tembok –sudah biasa Seokjin gunakan.
Lantai –Seokjin juga sudah biasa menggunakannya.
Setelah sibuk menelisik, akhirnya mata Seokjin terpaku pada meja kerja Namjoon. Di sana masih belum berwarna, jadi Seokjin berniat untuk memberikan warna kepada meja kerja Namjoon.
Wah, betapa baiknya Seokjin kecil ini.
Ia segera merangkak, spidol masih berada dalam genggamannya. Tidak butuh waktu lama, Seokjin segera mencoret - coretkan spidolnya ke meja kerja Namjoon.
Namjoon sama sekali belum menyadari jika meja kerjanya kini sedang menjadi korban, ia masih terlalu asik dengan tumpukkan pekerjaannya sendiri.
. . .
20 menit kemudian, mata Namjoon mulai melirik ke arah tempat semula Seokjin. Ia terkejut, bayinya hilang.
Namjoon segera mengangkat diri, mencoba mencari Seokjin. Matanya menelisik ke segala arah, "Seokjin, kau di–" ucapannya terpotong begitu melihat Seokjin yang masih asik menggambar di meja kerja Namjoon.
Namjoon tidak bisa berkata - kata, setelah tembok, kini meja kerjanya menjadi sasaran empuk. Dilihatnya meja kerjanya sudah hampir penuh dengan coretan milik Seokjin.
Namjoon menghampiri Seokjin kemudian menggendongnya, Namjoon sebenarnya marah sekali. Tapi ia mencoba menahannya karena Seokjin masih bayi.
"Kenapa dicoret Seokjin? Lihat, meja kerja daddy jadi penuh coretan begitu," lirih Namjoon.
Seokjin hanya menatap Namjoon, pacifiernya masih setia berada di dalam mulutnya. Tiba - tiba, Seokjin mengangkat tangannya, dan kemudian mencoret muka Namjoon.
"Astaga," Namjoon memejamkan kedua matanya erat, berusaha menahan amarah. Seokjin kini masih setia mencoret - coret wajahnya dengan apik.
Kemudian Namjoon memegang tangan Seokjin, menghentikan segala perbuatannya. Namjoon kembali membuka kedua matanya, "dasar bayi nakal," ucapnya sembari mengambil spidol merah muda dari tangan mungil Seokjin.
.
.
.Maaf sekali updatenya lama.
Aku baru aja publish cerita baru, yaitu AU!vmk ( Taehyung, Jimin, Jungkook )
Cerita tentang Jungkook yang menjadi guru bk, kemudian disukai oleh kedua muridnya.
Kalau merasa tertarik, ayo dibaca !

KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY | BTS
Fanfiction❝ Keseharian Taehyung, Jimin, dan Namjoon dengan para bayinya. ❞ BxB ©Jeonsgucci