DMZ | 19. Keputusan Zaidan

4K 418 226
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!Lagunya putar yaa! Feel-nya pasti dapat😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya!
Lagunya putar yaa! Feel-nya pasti dapat😭

- - -

Zaidan


Assalamualaikum wr, wb. Bang, sebelumnya Zidan minta maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa melanjutkan hari ini.
Ayah baru sadar dari koma, bang. Zidan enggak bisa bahagia di atas luka orang tua.
Bang, Zidan janji akan datang besok untuk mengulang akad. Sampaikan maaf Zidan ke umi, abi dan Adiba. Mohon pengertiannya, bang, Zidan enggak akan ingkar janji jika Allah mengizinkan. Terima kasih, bang. Titip salam buat Adiba. Waasalamualaikum wr, wb.

Farel membaca pesan itu. Khayla, Zahra dan Nizam pun mendengarnya. Hati Khayla sebenarnya sakit ketika angannya harus berantakan hari ini. Namun, di sisi lain ia salut karena Zidan lebih mementingkan orang tuanya.

“Sudah, ya, jangan sedih lagi! Lebih baik sekarang kamu istirahat, salat dan berdoa agar besok dilancarkan. Urusan para tamu, biar abang dan Abi yang handle,” ujar Farel. Khayla mengangguk dan langsung mengikuti Zahra yang sudah siap menyambutnya.

“Jangan sedih, ya! Ini hanya tentang waktu bagaimana Allah menguji kesabaranmu,” ujar Zahra.

“Kalau niat kalian berdua baik, Insyaallah Allah akan mempermudahkan jalan kalian kok,” imbuh Zahra. Khayla mengangguk lemah.

“Umi, bisa tinggalkan Khay sendiri dulu?” ucap Khayla ketika sudah sampai di kamarnya. Zahra mengangguk dan langsung melenggang pergi.

Di luar sana masih ada Andi dan Reza yang menatap miris kekacauan acara sahabatnya.

Gue kira dengan gue ikhlas semuanya bisa lancar, tapi nyatanya enggak, pemilik skenario yang sebenarnya telah berkehendak. Rak, semoga lo bisa membahagiakan Khayla,” batin Andi. Antara cinta dan sahabat, Andi memilih mempertahankan sahabatnya dan meninggalkan rasa yang entah itu obsesi atau benar cinta.

“Ayah, besok Raka akan mengulang akadnya. Ayah harus sembuh dan hadir, ya?” ucap Raka.

“Ayah pasti datang, sayang.”

Buat dia merasa spesial di hatimu!

Perkataan dari Nizam seketika terlintas di benak Raka. Ia teringat janji masa kecilnya dulu.

“Mahkota itu,” gumam Raka. Mengingat masa kecilnya bersama Khayla sering ia habiskan di sebuah rumah pohon dekat danau yang tak jauh dari rumah mereka. Raka mengingat jelas mahkota yang sudah ia siapkan dua belas tahun lalu sebelum kepergiannya.

Dear, Zaujaty (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang