MWB-55. Treat you better

2.5K 212 62
                                    

Hayom berjalan cepat tanpa memperdulikan beberapa anak yang juga tercekat saat menguping pembicaraan antara dirinya dengan Dara dan Sasha di dalam kelas yang kosong.

Dia juga tak peduli pada raut wajahnya yang dia pun tak tahu bagaimana buruknya. Karena saat ini ia sedang menahan amarah di dalam dadanya yang membuncah.

Semuanya menjadi jelas. Ia tahu kenapa dia pun tak mendengar gossip yang beredar mengenai Kina. Itu karena Dara tak mengizinkannya untuk mengetahui sedikit pun. Dara selalu mengikutinya, berada di sampingnya sepanjang hari untuk memastikan dirinya tak mendengar.

Karena Dara pun tahu kalau sampai Hayom tahu maka Hayom tak akan pikir Panjang untuk menghabisi siapa yang menyebarkan gossip alih-alih menjadi illfeel pada Kina. Dara tahu benar apa kelemahannya, oleh karena itu Dara lebih senang membuat Hayom cemburu pada Kina dan membuat dirinya sedikit tak peduli pada Kina.

Langkahnya semakin cepat, matanya pedih menahan sesuatu. Benar apa kata Dara dan Sasha, dirinya memang jahat. Dia begitu jahat hingga membuat Kina tersiksa. Mulai dari penculikan yang menimpanya hingga masalah di sekolah yang tertuju padanya. Semua karena dirinya.

Puluhan pasang mata memandangnya penuh tanya saat kakinya mulai menapakkan diri ke arah kelas Kina dan mereka semakin penasaran saat Hayom masuk ke dalam kelas tanpa menoleh sedikit pun menuju tempat Kina berada.

Vivi yang duduk di sebelah Kina memandang Hayom tak mengerti saat Hayom tiba-tiba saja berdiri di sebelahnya. Vivi mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas yang tiba-tiba menjadi hening. Saat matanya bertemu dengan Dafa, dan Dafa memberikan isyarat untuk segera pindah dari kursinya, barulah Vivi mengerti meskipun ia masih tidak paham dengan situasi yang terjadi.

Vivi beranjak dari kursinya dan Hayom segera mengisi. Kina juga sama terkejutnya dengan yang lain melihat kedatangan Hayom di kelasnya apalagi dia sekarang sedang menatapnya bagai tak berkedip.

Kina mengerjap sebentar saat Hayom meraih tangannya dan menggenggamnya lembut di atas meja hingga semua orang bisa melihat dengan jelas.

Kina berusaha menarik tangannya sambil melirik ke sekeliling yang masih terhanyut pada dirinya dan Hayom saat ini. Tapi meski ia sudah cukup kuat menariknya, tetap saja tangannya masih belum terlepas karena Hayom menahannya kuat.

Dua alisnya bertautan dan matanya sedikit mendelik pada Hayom mencoba memberi isyarat kalau dia harusnya tak boleh melakukan ini di sekolah.

Tapi, alih-alih menuruti, Hayom malah menggeser duduknya lebih dekat pada Kina. Ia memandang wajah Kina yang masih pucat dan lemah. Matanya tiba-tiba memanas mengingat semua yang telah terjadi. Pada Kina yang harus mengalami segala hal buruk karenanya.

"Maaf, Kin." Ucap Hayom lirih, "Maaf gue gak tahu. Maaf gue gak bisa lindungin lo. Maaf lo harus lewatin ini sendiri..'

Kina akhirnya mengerti, dia menganggukkan kepala pelan dan menarik nafas sebelum bicara, "Gak apa-apa, udah gue maafin. Sekarang lepasin tangan lo, kita jadi tontonan sekarang."

Meskipun enggan, Hayom akhirnya melepaskan tangannya. Bukan karena ia tak mau menjadi pusat perhatian tapi ia hanya tak ingin Kina merasa tak nyaman.

Hayom lantas menampilkan senyum terbaiknya pada Kina yang dibalas dengan tatapan bingung. Dan kebingungan itu juga melanda semua orang yang melihat mereka berdua.

**

Dan kebingungan itu tak hanya berakhir di hari itu. Karena ke esokan harinya Kina tambah dibuat bingung oleh sikap Hayom. Semua dimulai saat mereka sarapan bersama seperti biasa.

"Nyonya, Mang Uus udah siap di depan."

Mbok Lastri memberikan laporan pada Hayu kalau sopir yang bertugas mengantar jemput Kina sudah standby.

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang