Haiii. Sorry ya gue kaya doi yang suka ngilang tanpa kabar hiks. Lagi hectic semester 3 nih. Mingdep gue UAS, jadi akhir tahun mungkin bisa lebih ngurus cerita ini hehehehe. Sebelum gue ngilang lagi untuk fokus UAS, gue persembahkan TWISTED Chapter 24 untuk kalian. Semoga ada yang nungguin! hehehehehehe.
Selamat membaca!
***
"AAAAA NAMA GUE MASUK 30 BESAR!" pekik Nara gembira saat melihat pengumuman hasil UTS yang terpampang di mading.
Para siswa yang juga sedang mencari namanya masing-masing melirik Nara dan mulai terdengar desas-desus di sana. Sedangkan, perempuan yang menjadi pusat perhatian sekarang masih melompat-lompat bahagia.
Aksa yang berdiri beberapa meter dari Nara ikut tersenyum, kemudian melirik ke papan pengumuman kembali.
"Udah, gak usah diliatin mulu. Nama lo gak bakal tiba-tiba turun kok, Sa," ucap Rayan di sampingnya yang sedang menekuk wajah karena namanya tidak mengalami kenaikan dari UAS kemarin.
"Urutan segitu di IPA udah bagus kok, Yan. Kan Muridnya lumayan banyak," kata Aksa berusaha menghibur temannya.
"Tapi baru kali ini gue belajar serius, Sa. Gue pikir bakal naik. Eh segitu-segitu aja."
Aksa menepuk pundak Rayan pelan. "Kan butuh proses."
"AKSAAAAA!" Pandangan mereka beralih ke Nara. Perempuan dengan wajah berseri itu menghampiri mereka sambil berlari, menabrak beberapa orang dalam kerumunan.
Bruk
Aksa hampir kehilangan keseimbangan saat Nara tiba-tiba menubruknya. Perempuan itu memeluk Aksa erat sekali sambil melompat gembira.
"Gue urutan 24!!! Kemarin gue urutan 76, Sa!" serunya semangat.
Tidak perlu melihat sekeliling, Aksa langsung tahu semua mata sudah tertuju pada mereka sekarang. Ia yang masih berusaha menyeimbangkan gerakan Nara, langsung menyentuh pinggang perempuan tersebut. Menghentikan lompatan-lompatan gembiranya.
Nara melepas pelukannya sambil tersenyum lebar, memamerkan jejeran gigi putihnya sambil menggoyang-goyangkan lengan Aksa.
"Gue mau kakek gue yang ngambil rapor gue langsung! Biasanya tuh yang ngambil rapor gue si Thomas. Malu kali ya cucunya di urutan bawah terus. Tapi, sekarang pokoknya Pak Bramono terhormat harus dateng langsung! Mau gue pamerin di hadapan jenggot putihnya!"
Ekspresi Nara antusias bercampur kesal membayangkan wajah galak Bram setiap kali mendapat laporan dari pesuruh lelaki itu tentang rapor Nara.
Aksa tidak tahu harus bereaksi apa. Dia juga ikut senang nilai Nara mengalami peningkatan luar biasa. Itu berkat kerja keras perempuan itu sendiri.
"Makasih ya, Aksa!" ucap Nara manis dengan kedua tangan masih memegang tangan Aksa. "Lo hebat banget bisa bikin nilai gue melejit!"
Aksa menggeleng. "Lo sendiri yang bikin nilai lo bagus."
Mendengar itu, Nara tersenyum malu-malu sambil mengayunkan tangannya yang masih terpaut dengan tangan Aksa.
Detik setelahnya, Nara memiringkan kepala untuk melihat Rayan yang masih menekuk wajahnya di samping Aksa.
"Ekhem." Nara berdeham sambil melangkah ke depan Rayan. Ia mulai menampilkan wajah angkuhnya seperti biasa dengan kedua tangan terlipat di dada. Berlagak mencari nama pria itu di daftar nilai UTS IPA. "Wah, ckckck. Kasian ya Sa temen kita ada di urutan 46."
![](https://img.wattpad.com/cover/191325920-288-k429349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED
Teen FictionKeinginan Aksa hanya satu, yaitu bisa kembali melihat ibunya membuka mata. Selain itu, hidupnya datar dan tidak menarik. Namun, apa jadinya jika Aksa tiba-tiba harus berurusan dengan Ratu Sekolah yang paling ditakuti? ---------- Ini cerita tentang m...