Halo, selamat long weekend semuanyaa. Semoga masih menunggu cerita ini yaa hehe. Selamat membacaa!
*
Jika membakar orang hidup-hidup dihalalkan, Aksa saat ini ingin sekali ke rumah Rayan dan membakar pria itu beserta kasur dan laptop di kamarnya saat ini juga.
Bagaimana tidak kesal saat Aksa sudah rapi dengan celana panjang jeans, kaus putih, dan jaket denimnya di apartemen Nara –titik pertemuan mereka bertiga–, Rayan dengan tidak berdosanya mengirim pesan kepadanya.
Rayan: Sorry, Sa. Lo aja yang temenin Nara deh ya. Gue belom beres maraton Girl From Nowhere. Baru nyampe awal Season 2 gue, Sa. Sorry banget gue udah jatuh cinta sama Nanno. Gapapakan? Gapapalah ya. Have fun!
Lihat. Alasan macam apa itu? Rayan benar-benar membuat Aksa ingin pergi dari apartemen Nara kalau saja gadis itu belum selesai bersiap-siap tadi. Nara yang sangat menunggu hari ini keluar dari kamarnya dengan senyuman riang dan wajah antusias. Tentu saja Aksa tidak tega meninggalkannya sendirian.
Jadilah dirinya berdiri di sini sekarang. Di tengah kerumunan orang berbau rokok dan keringat yang membuat Aksa ingin muntah. Belum lagi semua orang yang berteriak-teriak di sekitarnya membuat telinga Aksa sakit. Beberapa orang di sekitarnya juga ada yang menggendong temannya di atas pundak sambil bergerak kesana kesini.
Tubuh Aksa tidak jarang terdorong-dorong oleh kerumunan di sekelilingnya, membuat Aksa mempererat genggamannya kepada Nara di sampingnya yang tengah ikut melantunkan lagu Payung Teduh yang tidak Aksa ketahui lirik dan nadanya itu.
"Nara, kita ke belakang aja yuk. Panas di sini."
Nara menoleh dengan wajah kebingungan. "APA? GAK KEDENGERAN."
"KITA KE BELAKANG AJA. PANAS."
"LAGIAN NGAPAIN PAKE JAKET SIH LO!"
"NYOKAP YANG PILIH."
"ENTAR DEH ABIS INI. BENTAR LAGI NADIN!"
Aksa menekuk wajahnya kembali. Sambil melirik Nara yang masih berwajah cerah, Aksa menghela napas.
Ia agak menyesal menuruti ibunya yang memilihkan baju seperti ini untuk hadir ke konser musik. Sebenarnya tidak ada yang salah dari penampilan Aksa, tetapi lihatlah sekeliling. Mereka yang menggunakan kaus saja masih kebasahan karena keringat. Bagaimana Aksa yang menggunakan jaket denim tebal seperti ini?
Kata Sarah, "Kencan pertama itu harus rapi. Pake yang itu aja."
Apanya yang kencan. Bagi seseorang anti keramaian seperti Aksa, situasi ini seperti neraka.
Sedangkan Nara terlihat sangat gembira seperti ini. Penampilannya juga terlihat sangat santai. Ripped jeans panjang dengan kemeja biru lembut yang sengaja diikat di tepi bagian pinggang. Tas pinggang putih yang dikenakannya senada dengan scrunchie yang menggulung tinggi rambut panjangnya. Tidak lupa Nara menggunakan bandana putih malam ini.
Wajah minim riasan itu terlihat tulus sekali saat bibirnya mengukir senyum lebar dan bergerak mengikuti lantunan musik.
Baiklah, Aksa akui Nara cantik sekali malam ini.
"Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik cantiknya"
Jika tadi Aksa tidak bisa diam karena gelisah dan tidak nyaman, kini lelaki itu terpaku menatap satu objek penglihatan di sampingnya. Kepala Nara yang bergerak mengikuti alunan musik bertempo lambat itu entah kenapa menghilangkan fungsi telinga Aksa saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/191325920-288-k429349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED
Подростковая литератураKeinginan Aksa hanya satu, yaitu bisa kembali melihat ibunya membuka mata. Selain itu, hidupnya datar dan tidak menarik. Namun, apa jadinya jika Aksa tiba-tiba harus berurusan dengan Ratu Sekolah yang paling ditakuti? ---------- Ini cerita tentang m...