Part 18 - Merelakan

846 151 37
                                    

Akhirnyaaa setelah sekian purnamaa, aku bisa update lagi guyss😭❤❤ gak nyangka readersnya udh diangka 21rb++ omg so happy❤❤ smoga kalian gak bosen yaa sama cerita ini, jangan lupa vote and comment ya guyss supaya lanjutt terus cerita ini sampe ending❤❤ thankyou so much buat kalian yang masih setiaa❤❤ komen sebanyak-banyaknya yuk, yg komennya paling menarik aku post di ig😍😍

Part 18
Merelakan

.
.

Begitu tiba di Jero, mereka tidak langsung berdiam diri, melainkan tetap menjalankan instruksi dari Ida Pedanda Sakti untuk melakukan persembahyangan bersama, tidak lupa juga tirta yang sudah mereka dapatkan langsung di percikan ke seluruh penjuru rumah walaupun jam sudah menunjukkan pukul 02.30 dini hari.

Teringat saat Gung Abim, Gung Erlin, Adi Jayana dan Esa tiba di jero, mereka langsung disambut histeris terutama oleh Wagiswari.

Wanita paruh baya itu kaget bukan main setelah melihat kondisi Gung Erlin yang terluka di bagian kepala. Ia pun seketika menangis kencang dan beberapa kali menyalahkan Adi Jayana yang dianggapnya telah lalai mengawasi putra putrinya.

"Aji gimana sih! Kok gak bener jagain anak-anak", Sentak Wagiswari sambil menangis tak tega melihat putrinya terluka.

"Kenapa ibu marah-marah sama Aji. Ini kecelakaan bu, tidak ada yang bisa memprediksi sebelumnya", Balas Adi Jayana yang mulai kesal.

"Kalau Elin kenapa-kenapa dan Abim gabisa atasin sendiri di dalam sana gimana? Aji gak mikirin itu!", Kesal Wagiswari.

"Yang penting sekarang mereka gak kenapa-kenapa dan kembali dalam keadaan selamat. Cukup bu! Aji capek"

"Capek apa Aji? capek nunggu mereka dari atas?", Sentak Wagiswari.

"CUKUP!!", Teriak Gung Sena.

"Gak ada gunanya Aji dan ibu bertengkar! Masih ada prosesi yang harus kita jalani sekarang", Lanjut Gung Sena.

Adi Jayana dan Wagiswari seketika membungkam walaupun masih ada kemarahan yang terpancar di wajah mereka.

Sementara Arin, ia terus menatap Gung Abim dengan iba. Air matanya tak bisa disembunyikan lagi. Melihat kondisi Gung Abim yang lecet di beberapa bagian tubuh dan wajahnya yang kotor membuat hatinya teriris.

Butuh waktu 30 menit untuk membuat suasana jero kembali kondusif setelah dilanda kepanikan.

Wagiswari akhirnya dapat tenang setelah Gung Erlin meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Setelah perasaan masing-masing kembali tenang dan damai, akhirnya mereka melaksanakan persembahyangan di merajan dan dilanjutkan dengan memercikan tirta itu ke seluruh jero.

❣❣❣

Satu jam berlalu, tak terasa prosesi itu telah berhasil di jalankan. Raut wajah keluarga itu menunjukkan ekspresi kelelahan. Mereka perlu istirahat setelah seharian menghadapi banyak rintangan. Satu persatu dari mereka mulai memasuki kamar, termasuk Gung Abim dan Arin.

Love Your ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang