Part 5 - Pulang

2.1K 207 36
                                    

Haii maaf ya baru update hari ini.. Seperti biasa.. Prioritasku saat ini adalah Skripsi dan pendidikan (Biar cepet lulus) wkwk

Sebelum baca jangan lupa klik vote yuk, dengan kalian klik vote, aku semakin semangat buat lanjutin ceritanya... Seperti biasa yaa 100 vote dan 50 comment langsung next part 6, tapi jngan spam comment bilang 'next' ya wkwk

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

Part 5
Pulang

.


Kedatangannya disambut hangat oleh keluarga Jero, siapa lagi kalau bukan si tampan, Mahesa Abdinata atau panggilannya Esa. Parasnya semakin memikat banyak pasang mata ketika ia hadir dengan menggunakan baju safari coklat dengan balutan kamen endek.

Lelaki itu datang seorang diri membawa bingkisan parcel besar sebagai ucapan hari raya. Tentu ia harus menjaga hubungan baik persahabatan antara Adi Jayana dengan ayahnya yang saat ini masih stay di Jakarta dan mungkin belum bisa mengunjungi Bali beberapa tahun ke depan.

"Esaa.. Aduh jangan repot-repot isi bawa parcel, kamu dateng aja udah bikin kita seneng", Ucap Wagiswari yang tampak excited atas kedatangan Esa.

"Gapapa tante, tadi kebetulan lewatin swalayan, jadi sekalian aja beli", Balas Esa malu-malu.

"Aduh terimakasih yaa.. Ayo masuk dulu nak",  Ajak Wagiswari.

Esa lalu mengangguk dan ia pun memasuki ruang tamu utama. Ditemuinya seluruh putra putri, menantu dan cucu Adi Jayana, namun ia tidak menangkap kehadiran Gung Abim dan Arin.

"Abim sama istrinya kok gaada om, tante?", Sahut Esa ketika ia sudah duduk di sofa.

Semuanya lalu saling bertatapan dan menengok kesana kemari, benar saja mereka juga baru menyadari bahwa Gung Abim dan Arin tidak ada di ruang itu.

"Oh iya mereka kemana ya?", Celetuk Gung Dwipa.

"Tadi ketemu Arin terakhir sih katanya mau ke dapur", Sahut Clara.

"Engga ada kok, kakak sama Gista tadi habis dari dapur dan Arin nggak ada kesana", Gerutu Anita.

"Coba ibu cari ke kamar mereka dulu", Ujar Wagiswari, lalu ia melangkah keluar menuju kamar Gung Abim dan Arin.

Begitu Wagiswari mengetuk pintu dan memanggil nama mereka beberapa kali, akhirnya Arin membukakan pintu. Wagiswari lalu tampak kaget melihat mata Arin yang agak sembab dengan bibirnya yang merah.

"Arin kenapa? Habis nangis ya?", Tanya Wagiswari.

Arin kaget begitu Wagiswari menyadari dirinya memang menangis.

Love Your ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang