Part 30 - Putra Pertama

1.1K 95 10
                                    

Holaa lanjut lagi nihh, yang masih pada nungguin, aku berterimakasih bangett lohh, pokoknyaa kalian the real support system ku❣️❣️

jangan lupa vote and comment yaa, yang udah bantu aku, aku doain deh diberikan selalu kesehatan dan keberuntungan, love u all..❤

.

Happy reading

Part 30Putra Pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 30
Putra Pertama

Operasi Caesar itu akhirnya berjalan dengan lancar, hampir 2 jam proses operasi berlangsung, dan selama itu juga Gung Abim selalu menemani Arin, bahkan ikut membantu dokter bedah dan kandungan dalam menjalankan operasi. Ia menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap sama seperti dokter dan para perawat.

Khawatir dan deg-degan, hal itu lah yang dialami Gung Abim selama membantu proses melahirkan. Bagaimana tidak, pasien yang dibantunya kali ini adalah Arin, istri-nya sendiri. Sehingga dalam proses operasi tersebut, ia sering menitikkan air mata bahagia dan bangga atas perjuangan Arin sampai ada di titik ini. Tak sesekali Gung Abim juga menciumi Arin yang setengah sadar itu, membuat suasana yang tercipta semakin haru.

Tangisan Gung Abim semakin pecah begitu seorang bayi laki-laki menangis kencang tepat di hadapannya. Begitu tali pusar terpotong, Gung Abim langsung mengambil alih untuk menggendong bayi itu walaupun hanya beberapa menit, karena setelahnya, bayi itu akan segera dibawa ke ruang perinatologi (ruang pelayaanan pasien baru lahir/ bayi/ neonatus).

Ucapan selamat pun banyak dilayangkan oleh para dokter dan perawat yang turut membantu proses operasi tersebut, sebelum akhirnya operasi kembali dilanjutkan, untuk menutup sayatan di perut Arin.

Sekitar 30 menit berlalu, akhirnya proses operasi Caesar benar-benar selesai. Arin bisa langsung dibawa kembali ke ruangan semula, sementara itu Gung Abim tidak langsung menemani Arin ke lantai 2 kamarnya, melainkan ia harus membuka semua APD dan juga sterilisasi diri.

"Sekali lagi selamat ya Bim, akhirnya putra pertama-nya lahir", Ucap Dokter Panca sambil melepaskan semua atribut dokternya.

"Terimakasih banyak dok, saya gabisa bales semua jasa-jasanya dokter selama ini buat Abim. Pokoknya Abim berterimakasih yang sebesar-besarnya sama dokter", Balas Gung Abim sambil berjabat tangan dengan Dokter Panca.

"Sama-sama Bim, bahagia terus ya.. Semangat lanjutin coass-nya dan saya tunggu di anak kedua nanti", Celetuk Dokter Panca.

Gung Abim lalu tersenyum sumringah. "Siap dok, masih lama itu, satu aja cukup untuk umur Abim yang masih terlalu muda ini", Sahut Gung Abim malu-malu.

"Gapapa, yang penting yakin dan mampu secara mental dan finansial, anak 4 pun gapapa. Umur itu bukan patokan", Ujar Dokter Panca.

"S-siap dok, nanti tunggu aja Abim ya, siapa tau tiba-tiba tahun depan kesana lagi", Celetuk Gung Abim.

Love Your ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang