Sedih ya bund yg vote makin berkurang begitu juga yang komen😭 ayoo dong guys, tak ada salahnya menunjukkan diri kalian.. Vote & komen kalian berpengaruh juga terhadap kelanjutan cerita ini, so jangan lupaa ya guys klik sedetik aja tanda bintang di kiri bawah❣️❣️
.
.
Part 21
Acara 7 BulananHari ini tepat berlangsungnya upacara megedong-gedongan atau 7 bulanan kandungan Arin. Acara itu dimulai pukul 10.00 Wita dan sekarang masih pukul 04.00 dini hari.
Gung Abim ingin sekali pulang secepatnya, namun ia baru bisa pulang pukul 07.00 Wita setelah banyak dokter jaga yang datang. Lelaki itu terus gelisah, ia sangat berharap dirinya bisa sampai sebelum acara dimulai.
Kegelisahannya pun semakin menjadi-jadi ketika seorang pasien baru saja datang diantar oleh mobil pick-up dimana pasien tersebut merupakan seorang wanita yang mengalami pecah ketuban dan akan segera melahirkan. Gung Abim lalu mengantarkan pasien tersebut ke ruang bersalin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Melihat proses melahirkan dan juga bagaimana suami pasien yang selalu setia menemani hingga bayi lahir, membuat wajah Gung Abim merah menahan kesedihan.
Seharusnya ia pun juga melakukan hal yang sama, namun mengapa keadaannya justru seperti ini. Jarak menjadi penghalang besar dalam rumah tangga mereka.
"Abimanyu, kenapa kamu bengong? Tolong bantu cek tensi ibunya ya", Ucap dokter kandungan yang menangani proses melahirkan saat itu.
"I-iya dok, saya cek sekarang", Balas Gung Abim, ia pun melupakan sejenak kegelisahannya dan fokus untuk membantu proses persalinan.
Ternyata proses melahirkan itu lumayan panjang sebab walaupun ketuban pecah, apabila pembukaan masih kecil, tentu diperlukan beberapa alternatif lain.
Akhirnya seorang bayi laki-laki lahir dengan sehat. Kebahagiaan pun terpancar di wajah ibu dan ayah bayi itu. Gung Abim merasa lega karena proses persalinan itu akhirnya lancar walaupun butuh proses yang panjang. Sekilas ia menoleh jam tangannya dan dirinya kaget mengetahui jam yang menunjukkan pukul 07.12. Tanpa berpikir panjang, ia langsung melepaskan atribut dokternya, dan berpamitan pada dokter serta perawat yang ikut membantu persalinan tadi.
"Maaf nggih, saya minta ijin pulang duluan, soalnya ada upacara megedong-gedongan di rumah", Ucap Gung Abim kepada dokter dan para perawat.
"Memang kamu disana ikut bantu apa? Pasti diem aja kan, gak boleh kalo gak ikut?", Sindir dokter.
"Dok, dia anaknya Pak Adi Jayana", Bisik salah satu perawat kepada sang dokter.
"Lalu kenapa kalo anaknya Pak Adi? Coba kalau misalnya ada pasien yang lagi kritis, apa kamu bisa minta ijin seenaknya kayak gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Imperfection
RomantiekSetelah satu tahun pernikahannya, akhirnya Gung Abim dan Arin diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki keturunan. Namun ternyata masih ada tantangan yang harus mereka lewati. Akibat kewajiban yang tidak bisa dihindari, dengan terpaksa Gung Abim...