Part 8 - Percaya pada Esa

1.6K 169 52
                                    

Yuhuuu ini menjadi part yang panjang.. So wajib di vote + komen yaa, aku seneng banget liat komen kalian walaupun aku gabisa balesin satu persatu😩

Tembus 100 vote + 50 komen, next part 9

Okay happy reading✨

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 8
Percaya pada Esa

Tidak ada pilihan lain untuk Arin selain menerima tawaran Esa. Lelaki itu secara terang-terangan menawarkan diri di hadapan Wagiswari, dan yang mengagetkan, ternyata ibu mertuanya itu setuju.

Saat di perjalanan, suasana sedikit canggung, bagaimana tidak, pertemuan mereka dapat dihitung dengan jari bahkan mereka jarang berkomunikasi saat bertemu. Arin mencoba stay kalem walaupun sebenarnya ia sangat salting.

"Mau beli makan apa?", Tanya Esa. Seketika Arin tersadar dari lamunannya lalu menatap Esa canggung.

"Apa aja boleh", Balas Arin.

"Loh kan kamu tadi pengen beli makan, berarti udah ada tujuannya dong"

"Kalo gitu cari makan di Teuku Umar aja", Sahut Arin tanpa ragu.

Esa lalu mengangguk paham dan melajukan mobilnya ke tempat yang Arin maksud.

Setelah cukup lama hening, tiba-tiba deringan handphone Arin memecah suasana. Segera Arin mengecek ponselnya untuk melihat siapa yang menelpon. Gadis itu mengernyitkan dahinya begitu melihat panggilan dari nomor yang tidak disimpan, tanpa ragu, Arin pun menjawab panggilan itu.

"Om Swastyastu"

"Swastyastu, selamat siang, apakah benar ini dengan Ibu Ni Nyoman Karindita Mahadewi?", Tanya seseorang di ujung sana.

"Iya benar, dengan siapa ya?"

"Kami dari praktek Dokter Panca BIMC Hospital bu, disini saya ingin mengingatkan ibu Karin, untuk jam 3 siang ada jadwal check-up bersama Dokter Panca", Sahut seorang wanita yang ternyata suster dokter Panca.

Arin tercengang mendengarnya, bagaimana ia bisa lupa kalau hari itu adalah jadwal check-up kandungannya.

Arin berusaha tenang menanggapi suster itu walau ia bingung harus berkata apa, karena selama ini Gung Abim selalu menemaninya check-up, sedangkan hari ini? Tidak mungkin ia check-up tanpa suaminya itu.

"Mohon maaf sus, apakah jadwalnya bisa di reschedule? Saya kurang enak badan hari ini", Ucap Arin berbohong.

"Mohon maaf bu kalau untuk reschedule kemungkinan 2 minggu lagi ada jadwal kosong bu, apakah ibu bersedia?", Sahut suster tersebut.

Arin kebingungan, ia pasti kena omelan Gung Abim jika menunda jadwal check-up, apalagi di usia kandungan yang hampir menginjak 6 bulan, jenis kelamin calon bayi tentu sudah dapat dideteksi.

Love Your ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang