Mudah sekali baginya berbaur sama temen baru. Biasa Jeongwoo temenan sama putra dari bangsawan, konglomerat dan orang terpandang lain di negeri ini. Kini teman barunya dari berbagai kalangan. Mereka juga harus hilangkan kecangunggan, anggap saja temenan dari lama.
Makan di restoran yang ada di lingkungan kampus. Teman-temannya tidak bisa makan dengan nyaman karena diawasi beberapa pengawal.
Haruto menghitung jumlah pengawal setelan jas hitam, di dalem aja ada 3, di luar ada 5, mungkin ada pasukan sniper yang gatau sembunyi di mana. Dia berharap para pengawal itu tidak mengenalnya lagi.
"Apa mereka gabisa disuruh keluar?" tanya Alex Vincent.
"Kalo ke ke kamar mandi mereka ngikutin kah?" -Lee Jinwoo
"Gua udah bilang untuk menjaga di luar, mereka gamau." Park Jeongwoo angkat bicara, menjelaskan kalo pengawalnya emang tidak mau melanggar protokol.
"Udahlah, protokol tetaplah protokol. Kalo salah satu dari kalian bawa bom baru harus takut sama mereka." ucap Haruto yang juga risih tapi merasa ga ada hal yang harus dirisaukan.
"Untung aja mereka ga masuk ke kelas tadi." -Jinwoo.
Merasakan ponselnya berdering singkat beberapa kali. Haruto merogoh tas, melirik para pengawal yang udah siap untuk ngeluarin pistol. Ketika udah mengeluarkan ponselnya, semua pria dengan setelan jas hitam bersikap biasa saja.
Melihat pesan masuk dari dosen mata kuliah setelah ini, dia akan membacakan pesan singkat dari dosen yang kabarnya sangat sibuk. "Guys, dengerin ya. Hari ini saya ada urusan di kampus lain, perkuliahan hari ini dibatalkan."
Semua teman-temannya bersorak senang karena kuliah dicancel. Kemudian dapat pesan masuk lagi, si dosen mengirim dokumen, kemudian dia membacakan lagi pesan singkat yang dikirim setelahnya.
"Ringkas materi ini, dikumpulkan minggu depan."
Mereka berharap tidak ada beban selama satu minggu ke depan, yang tadi senang dancsekarang menuai protes karena malah dikasih tugas take-home. ,
.
"Lo bisa kapan?"
"Besok gimana?"
"Justru deadline besok."
Selesai makan tadi kan tidak ada kelas, Haruto mengajaknya buat tugas kelompok. Waktunya tidak panjang kalo mau ngerjain sekarang, dia harus hadir sebelum jam 2 karena ada acara undangan jamuan makan malam dengan Presiden Amerika Serikat yang baru dilantik sebulan yang lalu di Istana Kerajaan. Yang ada acara pertemuan adalah ayahnya, tapi dia juga ikutan hadir.
"Tulis di kertas username Line lo, nanti malem gua hubungin. Lo kerjain aja duluan, nanti malem lanjut kerjain berdua."
"Gimana caranya?"
"Kalo sempat nanti gua samperin ke tempat lo."
"Sebaiknya jangan, gua tinggal di asrama, ada jam tertentu boleh bawa temen. Lagian emang boleh pergi ke tempat gua?"
Menggaruk pelipis yang tidak gatal, manusia satu ini banyak mau, kalo diajak ke tempatnya kan ga mungkin dan udah pasti nolak, "Bolehlah, emang siapa yang ngatur?"
"Baiklah, saling kabarin aja." Haruto menulis username Line di secarik kertas, entah mengapa tidak langsung di hp aja daripada nulis kaya gini. Kemudian memberikan kertas itu ke Jeongwoo dan ketawa kecil ketika membaca yang dia tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hierarchy ✔
Fiksi PenggemarKisah Pangeran dari negara monarki Korea Selatan dengan mahasiswa beasiswa, harus melewati tantangan yang sulit karena keduanya berbeda secara hierarki. Book pertama: Hierarchy Book kedua (sekuel): First Love Never Wrong. Warning!! Hanya cerita fiks...