Besoknya sepulang kuliah, Haruto dateng lagi ke rumah sakit. Dia jadi perawat Park Jeongwoo yang clingy, padahal bentar lagi sembuh, infus juga sudah dilepas.
Si bayi besar masih tidak mau makan, efek sakit lidah jadi hambar. Disuruh makan oleh Jihoon juga gamau. Raja Park II keliatan banget capeknya, banyak kerjaan sebagai Raja yang baru terus juga Jeongwoo lagi sakit, jadinya bolak balik Istana ke rumah sakit dan begitu juga sebaliknya.
"Maklum lah ya, dia baru lulus sekolah dasar, masih masa pertumbuhan."
"Sialan," umpat remaja itu ke seseorang yang lebih tua.
"Lo makan yang banyak. Gua banyak kerjaan, ngurus negara terus ngurus bayi besar."
"Iya bawel."
Setelah itu Jihoon keluar dari kamar rawat, mau langsung pulang ke Istana. Dia kaget dengan adu mulut dua bersaudara itu yang pake umpatan, ngomong sama saudara yang lebih tua berasa ngomong sama temen.
"Gua masih ga mau makan, mulut gua hambar."
"Terus mau gimana?"
"Makan yang lain aja, yang manis kaya jus atau boba."
"Tapi kamu sakit."
Remaja itu mewek, beneran bertingkah kaya anak kecil. Gak malu sama umur yang sudah legal dan bahu yang seluas Pasifik.
"Yaudah kamu mau apa?"
"Maunya lo tidur di sini malem ini."
"Hah?"
"Bisa kan?"
"Eumm..."
"Yaudah deh kalo ga bisa."
"Iya bisa."
Susah banget nolak, tapi kalo ditolak nanti anak orang ngambek. Dia cari aman aja dengan mengiyakan permintaan Jeongwoo, selama bukan permintaan yang aneh, melakukan kudeta misalnya.
Besok pagi harus segera pulang untuk kuliah atau dari rumah sakit bisa pergi langsung ke kampus tanpa pulang ke asrama. Dia harus memberi kabar ke teman sekamar di asrama bahwa dia tidak pulang malem ini dengan alasan mau ngurus bayi, iya bayi besar Park Jeongwoo.
Dia bingung dengan baju ganti, dia kesini cuma bawa tas untuk kuliah doang. Ga ada persiapan mau menemani Jeongwoo di rumah sakit.
"Gini aja aku pulang dulu, terus kesini lagi."
"Kenapa emang?"
"Mau mandi dan ganti baju dulu, baru kesini lagi."
Menghela nafas, ada aja yang diribetin, "Bantu gua berdiri."
Dibantu berdiri dan turun dari bed, melangkah perlahan di keramik yang dingin. Mengambil koper besarnya yang berisi baju miliknya, mengambil kaus berukuran besar warna putih untuk postur Haruto yang kaya titan.
"Nih gua pinjemin, hidup jangan dibuat susah."
"Terima kasih Jeongwoo."
Setelah menerima kaus miliknya dan dipinjamkan handuk, remaja jangkung itu pergi ke kamar mandi, tapi sebelum itu dia dibantu dulu untuk kembali ke ranjang, tidak rebahan tapi duduk.
Kamar rawat inap yang luas ini jadi hening. Dia main hp berkamera boba yang dibawakan untuknya selagi nungguin Haruto mandi, sambil dengerin lagu.
"Aku memikirkanmu sepanjang hari, I'm addicted your love for real..." Part rap di lagu ini mirip banget dengan suara Haruto, karena deep voice sedalam Palung Mariana.
Kira-kira selesai 1 lagu pemuda berdarah Jepang itu keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dengan handuk di leher.
Rasanya Haruto mandi cuma sebentar, beda dengan dirinya yang lama sampe dijulukin Mermaid oleh kakaknya. Kali ini remaja jangkung itu udah pake baju sebelum keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hierarchy ✔
Fiksi PenggemarKisah Pangeran dari negara monarki Korea Selatan dengan mahasiswa beasiswa, harus melewati tantangan yang sulit karena keduanya berbeda secara hierarki. Book pertama: Hierarchy Book kedua (sekuel): First Love Never Wrong. Warning!! Hanya cerita fiks...