Selagi Haruto menyiapkan air untuk mandi— bukan mandi tapi basah badan aja, dia cari artikel atau informasi tentang ilmu percintaan.
Dari artikel yang dibaca, salah banget kalo agresif pas pdkt. Ketika Haruto udah keluar dari kamar mandi, buru-buru dia menghapus semua history browsernya, termasuk yang paling bawah."Bisa kan buka baju sendiri?"
"Bisa, kan udah ga diinfus lagi."
Si pasien menanggalkan piyama abu-abu dengan motif koala. Dia iri dengan Jeongwoo yang punya bahu lebar, padahal dirinya lebih tinggi daripada si Pacific Shoulder.
Membasuh tubuh itu dengan handuk yang udah direndam air hangat dan diperas, menyeka semua bagian belakang dari bahu hingga pinggang. Sedikit memberikan pijatan dengan lembut di bahu, ya biar cepet sembuh. Dia bukan ahli terapis, tapi lumayanlah bisa karena diajarin oleh kakeknya.
"Ruto, ini latihan buat lo. Siapa tau nanti gua hamil dan lo yang bantuin gua kaya gini."
Membulatkan mata karena kaget dengan apa yang remaja itu katakan. "Jangan ngadi-ngadi kamu, Jeongwoo. Kamu cowo."
"Canda Ruto haha, tapi siapa tau gua bisa mengandung."
"Walaupun kamu transgender sejuta kali, rahim gabisa diimplan."
"Iya Haruto, iya." Dahlah males, candaanya dianggap serius.
Melakukan relaksasi otot ketika selesai dipijat, enak banget ga boong. Kemudian Haruto menyeka dada, perut, dan juga kedua lengannya.
Biasa yang menyeka tubuhnya dengan lap basah ketika dia sakit adalah Ibunya, kemaren kak Jihoon, sekarang Haruto. Dia mengatakan hal itu kepada orang tengah menyeka lengannya, "Ruto, biasa Mama yang melakukannya, tiga hari belakangan Kak Jihoon, sekarang lo."
"Kamu kuat, jangan sedih lagi."
"Imun gua lemah, gampang sakit. Mama sangat telaten merawat." Terisak karena sangat rindu dengan kedua orang tuanya yang udah berpulang satu minggu yang lalu.
Haruto memberikan pelukan, mengelus punggung remaja itu. Dia juga merasakan gimana sedih dan sakitnya yang dialami Park Jeongwoo ketika ditinggal orang tua untuk selama-lamanya, walaupun kedua orang tuanya masih sehat.
"Ditinggal orang tua yang berpulang emang another level of pain. Semoga kamu kuat, kamu bisa didewasakan oleh keadaan." Dia masih menenangkan Jeongwo yang memeluknya.
Memberikan tissue untuk menyeka air mata ketika melepas pelukan. Ketika udah semua, Jeongwoo turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk berganti bawahan sekaligus dalaman. Dia membereskan bekas mandi kecil-kecilan remaja itu.
Keluar dari kamar mandi mengenakan jeans biru tapi masih bertelanjang dada, dia bingung karena ga pake celana panjang ringan.
"Kok pake jeans?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hierarchy ✔
FanfictionKisah Pangeran dari negara monarki Korea Selatan dengan mahasiswa beasiswa, harus melewati tantangan yang sulit karena keduanya berbeda secara hierarki. Book pertama: Hierarchy Book kedua (sekuel): First Love Never Wrong. Warning!! Hanya cerita fiks...