Baru juga sehari menginap di rumah keluarga Watanabe, sekeluarga akan pergi ke Tokyo kecuali Haruto. Seneng banget karena bisa berduaan di rumah bareng pemuda itu, jadi rumah milik sendiri.
Mentari pagi baru naik sepenggalah, mereka harus segera ke bandara pergi ke ibukota dengan pesawat udara, Haruto tidak perlu mengantar ke bandara, karena naik taksi online dengan tujuan Bandar Udara Fukuoka.
Kepala keluarga berpesan ke Haruto yan9g akan menjaga rumah dan tidak perlu datang ke kios karena memang sudah direncanakan untuk tidak buka.
"Kamu jangan di kamar terus, nanti kalo ada yang dateng gak kedengaran. Main di bawah aja, bawa konsol atau laptop ke bawah." Amanah dari Mrs. Watanabe ke anak sulung.
"Iya, Ma. Haruto ngerti."
Kemudian juga berpesan kepadanya. Mereka masuk ke taksi yang dipesan via online, seperti biasa harus dadah melambaikan tangan sebelum mobil berjalan.
Kaca jendela dinaikkan, barulah mobil melaju ke jalanan. Setelah jauh, dia masuk ke rumah bersama Haruto. Mengunci pintu dan akan naik ke lantai dua.
"Akhirnya aku bisa tidur seharian."
"Mama kamu berpesan untuk jangan di kamar."
"Ini masih pagi, gak akan ada yang datang. Kamu sama aku aja di kamar, ada hantu di sini."
"Mana ada hantu di pagi hari."
"Masa kamu gak percaya, ayo di kamar aja."
"Gua mandi dulu, terus baru naik ke kamar.'
Tentang hantu, Haruto hanya bercanda agar Jeongwoo mau ke kamar daripada di sini. Dia duluan pergi ke kamarnya menunggu pemuda itu menyelesaikan mandi.
Di kamar, dia membuka pintu akses rooftop agar ada pertukaran udara, karena ventilasi saja tidak cukup. Niatnya mau tidur malah tidak jadi, karena tidak mengantuk. Haruto duduk di meja belajar dan menghidupkan laptop, untuk mengusir rasa bosan.
Jeongwoo kalo mandi lama banget, memakan waktu hingga setengah jam, luluran dulu kali. Akhirnya yang dia tunggu masuk ke kamar, pamer bahu selebar pasifik dengan bertelanjang dada.
Kulit tan dan bahu lebar adalah daya tariknya terhadap Jeongwoo. Hanya melihat tubuh indah pemuda itu membuat adik kecilnya bangun, nambah tegang ketika berbalik dan tersenyum kepadanya.
'Jeongwoo, kamu indah banget.' batinnya.
Dia berdiri, mengabaikan permainan di laptop yang sudah mulai. Mendekat ke Jeongwoo yang sibuk nyari pakaian di koper, yang masih belum sadar dengan kehadirannya. Memeluk tubuh itu dari belakang, Park Jeongwoo tercekat karena aksinya.
"Jeongwoo, kenapa kamu sangat menggoda."
"Haruto, lo gak dirasukin setan kan?"
Mencumbu lehernya dengan penuh nafsu, Jeongwoo geli karena deru nafas Haruto, tangan nakal Haruto meremas bokongnya yang masih tertutup handuk. Melepaskan diri dari pacarnya yang bermain di lehernya dan membalik badannya.
"Kamu gak suka?"
Pemuda itu kira dia menolak untuk melakukan ini, padahal merubah posisi agar bisa memulai permainan. "Tentu gua suka lah."
Menangkup wajahnya dan langsung mendaratkan ciuman. Sang dominan bermain semakin ganas, lidah keduanya bertemu dan bertukar saliva. Dia hanya bisa menikmati permainan Haruto sebagai dominan dengan tangannya di atas pundak pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hierarchy ✔
Hayran KurguKisah Pangeran dari negara monarki Korea Selatan dengan mahasiswa beasiswa, harus melewati tantangan yang sulit karena keduanya berbeda secara hierarki. Book pertama: Hierarchy Book kedua (sekuel): First Love Never Wrong. Warning!! Hanya cerita fiks...