Prolog

304 16 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AUTHOR POV

Jarum jam terus berputar dan berdentang setiap detiknya. Hari semakin sore namun perempuan berbaju putih biru itu masih saja duduk di kursi tunggu.

Yaah, perempuan itu bernama
AYRA LARASATI yang sedang menunggu kabar dari dokter yang menangani sahabatnya.

AYRA LARASATI perempuan cantik nan jelita yang bertubuh pendek dan kulitnya berwarna kuning langsat.
Sifatnya yang terlalu terobsesi pada satu objek kadang kala membuat orang lain risih, namun sifat penyabarnya menjadi poin plus untuknya.

Sahabatnya tadi menjadi korban tabrak lari saat pulang sekolah, lalu ia dibawa ke rumah sakit yang cukup jauh dari sekolahan mereka.

"Duh ... kok lama banget ya dokternya? Apa jangan-jangan kondisi Zahwa parah?" Ayra gelisah dan mulai overthinking.

AZZAHWA RAMADANI adalah sahabat Ayra sejak kecil. Rumah mereka berdekatan dan selalu bersekolah di sekolah yang sama. Zahwa bertubuh tinggi, berkulit putih dan juga memakai kacamata. Sifatnya yang lemah lembut dan sangat ramah membuatnya dicintai banyak orang.

Oke, back to topik.

"Dengan keluarga Azzahwa?" tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

"Saya sahabatnya, Dok," ujar Ayra yang langsung menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan sahabat saya, Dok?" tanya Ayra.

"Sahabat Anda hanya luka ringan saja di bagian kaki dan tangannya. Hari ini juga ia sudah boleh pulang. Ini resep obatnya jika ingin ditebus," jelas dokter tersebut, sembari menyodorkan sebuah surat resep obat.

Lalu Ayra langsung menerima surat itu.

"Baik, Dok. Apakah saya boleh masuk?" tanya Ayra lagi.

Dokter mengangguk dan tersenyum, "Silakan."

"Terima kasih." Ayra tersenyum lalu ia langsung masuk ke dalam ruangan Azzahwa.



Tok ... tok ... tok.

"Assalamu'alaikum, Zahwa." Ayra mengucapkan salam ketika ia masuk ke dalam.

"Wa'alaikumussalam, Ra," sahut Zahwa.

"Gimana keadaan kamu? Masih sakit gak? Perih ya pasti lukanya? Yang mana aja yang sakit?" tanya Ayra bertubi-tubi.

Zahwa pusing harus menjawab yang mana dulu. Pertanyaan dari Ayra terlalu banyak dan berentetan.

"Nanyanya satu-satu geh, Ra," kesal Zahwa.

Ayra menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya berkata, "Hehe ... ya maaf, Zah. Aku 'kan khawatir banget sama kamu."

"Aku baik-baik aja kok. Cuma sedikit perih aja lukanya."

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang