19. Percuma

30 1 0
                                    

Maaf, ini belum full 1K kata, Dear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf, ini belum full 1K kata, Dear.

Umi dan Abi Ayra masih dalam perjalanan pulang. Mereka pulang dengan merengutkan wajahnya, karena kehilangan putri semata wayang yang sangat sholiha.

"Umi masih belum ikhlas kalo Ayra jauh dari sisi kita, Bi," lirih Sarah.

Abi Ayra tersenyum simpul, lalu menjelaskan kepada Sarah, "Abi juga merasa seperti itu. Tapi bagaimanapun kita sebagai orang tua, harus memberi yang terbaik untuk anak kita."

Sarah bungkam. Ia merasa ada benarnya ucapan dari Sang Suami.

Abi Ayra menoleh ke arah Sarah. "Umi udah paham, 'kan?"

Sarah yang masih bungkam, hanya mengedipkan kedua matanya.
Lalu Abi Ayra kembali menghadap depan dan fokus menyetir.



Di bawah rasi bintang, Reza termenung. Ditemani oleh gelapnya malam dan semilir angin yang menyejukkan tubuh.

"Ayra ...," gumam Reza.

"Mamas menyesal."

Reza mulai memetikkan senar gitar kesayangannya. Eh ... gitar? Oh iya tadi dia membawa gitar untuk meng-galau.

"Andai engkau tahu ...."

"Betapa ku mencinta."

"Selalu menjadikanmu, isi dalam doaku."

"Ku tahu,  tak mudah. Menjadi yang kau minta."

"Ku pasrahkan hatiku. Takdir 'kan menjawabnya ...."



Ayra tidak berniat untuk makan nasi sesuap pun. Ia sedang rindu-rindunya ketika baru di lepaskan oleh orang yang ia sayang.

"Makan dulu, Ayra," bujuk salah satu Ustadzah yang ada di dekat Ayra.

"Gak laper, Ustadzah. Nanti Ayra ngambil sendiri kok kalau lapar," tolak Ayra  seraya menjauhkan piring yang ada di hadapannya.

"Makan sendiri? Kamu lupa ini pondok?"

Ayra menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa kini ia sudah tinggal di pondok dan akan mengabdi selama 3 tahun.

"Astaghfiruwllah ... maaf, Ustadzah. Ana lupa, karena masih belum terbiasa."

Ustadzah yang bernama Melisa itu pun mengusap pucuk kepala Ayra sembari tersenyum. "Gapapa, Sholiha. Ustadzah mengerti kok. Kamu 'kan masih baru."

Ayra lega mendengarnya. "Alhamdulillah ...."

"Oke, kamu harus makan dulu ya sebelum tidur, lalu sholat Isya jika belum, " ujar Ustadzah Melisa.

"Siap, Ustadzah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang