16. Pergi

47 1 0
                                    

Zahwa meratapi dinding rumahnya yang berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zahwa meratapi dinding rumahnya yang berwarna putih. Bukan hanya sekedar dinding, tapi itu adalah dinding kesayangan Ayra.

"Ayra ... aku kangen main sama kamu lagi," lirih Zahwa.

Semakin meratapi, semakin air matanya menetes. Ia sadar bahwa dirinya bersalah. Seharusnya niat yang baik, harus direalisasikan dengan cara yang baik pula.

"Gimana caranya biar kamu maafin aku?"



Reza hari ini berencana ingin pergi ke keluar kota. Ada suatu urusan yang harus diselesaikan di sana.

Saat ini dirinya sedang berada di kamar, ditemani oleh ibunya untuk packing.

"Barangnya udah siap semua, Nak?" tanya ibunya yang sangat peduli.

Reza tersenyum. "Udah, Bu."

Lalu Reza pun menggeret koper barangnya keluar kamar. Ia pun berjalan menuju pintu depan rumahnya.

"Ibu, Mamas berangkat sekarang ya?" Reza menyalimi tangan ibunya. "Assalamu'alaikum."

"

MAMAS ...!" Anak kecil berusia 4 tahun berlari dan berteriak ketika mau menghampiri Reza.

Iya, itu Aliyah Sayyida, adiknya yang sangat Reza sayangi. Dengan sigap Reza langsung menangkap Aliyah ke dalam pelukannya. HAP!

"Kenapa sayang?" tanya Reza lembut, seraya menyelipkan anak rambut Aliyah di telinga.

"Aliyah gak mau Mamas pelgi ...," lesu Aliyah.

Reza menatap adik kecilnya ini dengan iba dan tak tega. Namun, ini urusan yang sangat penting. Sehingga ia harus rela jauh dari Aliyah.

"Mamas pergi cuma bentar kok. Nanti hari minggu, Mamas bawain Aliyah es krim ya?" bujuk Reza.

"Beneran, Mas? Liya mau lasa setelobeli." Aliyah menjawab Reza dengan celat.

Reza terkekeh pelan mendengar jawaban Aliyah barusan. "Hehe .... Beneran sayang. Makanya Liya doain Mamas selamat sampai tujuan ya."

"Aamiin ...."

Reza melirik jam tangannya sekilas. Ternyata ini sudah jam 8 yang artinya sudah waktunya berangkat.

Reza menurunkan Aliyah dengan hati-hati dan penuh bujukan supaya Aliyah tidak menangis.

"Udahan dulu ya, Sayang. Mamas mau beli es krimnya dulu," ujar ibunya Reza.

Aliyah ceria sambil menatap Reza serius. "Oke deh. Tapi Mamas janji ya bawa es krim untuk Liya."

"Iya, Sayang. Mamas janji."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang