09. Mimpi Atau Kenyataan?

44 3 0
                                    

Zahwa menatap tajam Reza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zahwa menatap tajam Reza. Ia tidak percaya bahwa Reza bisa sejahat itu sama Ayra.

"Mas, kok kamu diemin si Ayra?!"

Reza membalasnya dengan santai. "Dia bukan yang terbaik."

Kedua bola mata Zahwa membola. Ia kali ini benar-benar merasa yakin kalau sambungan otak Reza ada yang tertinggal sewaktu koma.

"Mas Reza, aneh!"

Zahwa keluar dari ruangan dan menyusul Ayra.



"Ayra?!"

Seketika Ayra menghentikan langkahnya, tatkala mendengar ada yang berteriak memanggil namanya.

Ayra menengok ke belakang.

"Ternyata Zahwa," batinnya.

Kemudian ia kembali menghadap depan, dan melanjutkan langkahnya.

"Stop, Ra!" teriak Zahwa.

Ayra menulikan pendengarannya. Ia tak ingin diganggu oleh siapapun, termasuk Zahwa, sahabatnya.

Ayra bergumam, "Maaf, Zah. Aku mau menyendiri,"

Zahwa kecewa menatap punggung Ayra  yang semakin menjauh. "Ra ...."

"Aku tau kamu sakit hati dengan kelakuan Mas Reza," lirihnya.



Di lain sisi, Reza menutup matanya. Menyesali perbuatan yang telah ia lakukan pada Ayra.

"Apakah harus sejahat itu?" pikirnya.

"Aku bingung harus bagaimana."



Ayra terus berlari tunggang langgang, tak tau arah. Di pikirannya hanya lari sejauh mungkin agar bisa terhindar dari keramaian.

Hikss ... hikss ....

Akhirnya di sudut jalan, ia berhenti. Ia terduduk lemas dengan uraian air mata yang mengalir deras seperti rucika😭🤣 ayra meratapi dirinya yang sangat menyedihkan.

"M-mas Reza ... jahat! Hiks ... hiks."

"Ayra salah apa?!"

Ayra terus meracau tak jelas. Pikirannya sangat kalut. Hatinya hancur, dan batinnya seperti disayat-sayat.

Bagaimana perasaan kalian bila diacuhkan oleh orang yang kalian sayang? Sakit hati? Kecewa? Pasti.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang