22. Teman Lama

29 1 0
                                    

Adnan mendapatkan job di Purwakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adnan mendapatkan job di Purwakarta. Namun, ia tak menjadi pewandu wisata. Akan tetapi menjadi fotografer.

---

Suatu ketika Adnan sedang berada di Taman Air Mancur Sri Baduga dan tak sengaja ia melihat seorang perempuan persis seperti Ayra.

Tubuh yang tak seberapa tinggi dengan wajah tanpa riasan apapun. Memakai gamis panjang dan hijab syar'i yang menutupi perutnya.

Adnan terus memperhatikan perempuan itu dengan seksama di tengah keramaian. Lalu perempuan itu merasa risih, setelah tau ia terus di perhatikan oleh laki-laki yang tak ia kenali.

Perempuan tersebut menoel lengan temannya. "Kenapa orang itu ngeliatin aku mulu ya, Sa?" bisiknya, sembari melirik Adnan.

Salsa menengok ke temannya, lalu beralih kepada orang yang di lirik temannya tadi.

"Ooo ... mungkin dia mau nyamperin kamu."

"Aku takut itu orang jahat. Soalnya dia pake masker dan hoodie serba hitam."
Perempuan itu cemas dan terus memegangi lengan Salsa.

"Pokoknya kamu harus jagain aku dan di samping aku terus ya."

Salsa mengangguk dan tersenyum. "Iya, tenang aja."

"Jangan selalu menganggap orang seperti itu jahat. Siapa tau OOTDnya memang begitu."

Perempuan itu menggeleng cepat. "Tapi rata-rata orang jahat pasti pake kayak gituan."

Salsa mendenguskan napasnya kasar. Ia menyesal t'lah mengajak temannya ini menonton film psikopat.

"Hadeh ... punya temen gini amat," batin Salsa.

Meanwhile Adnan masih tak mengalihkan pandangannya. Ia sangat yakin bahwa itu adalah Ayra.

"Ayra? Aku yakin itu dia," gumamnya.

"Adnan!" Seseorang menepuk bahunya dan memanggil nama 'Adnan'.

Sang empu lantas menengok ke arah sumber suara. "I-iya?"



Reza mengetuk pintu rumah Zahwa dengan sopan. Ia mengucapkan salam dan memanggil nama perempuan yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

"Assalamu'alaikum, Zahwa."

Tidak ada sahutan dari dalam. Ia terus melakukan hal yang sama hingga ada sahutan dan pintu terbuka.

"Wa'alaikumussalam ...." Zahwa membukakan pintu rumahnya. "Eh! Mas Reza?"

Reza mengangkat kedua sudut bibirnya. "Iya, Zah. Ada mama gak?"

"Ada kok, Mas. Mau dipanggilin?" tanya Zahwa sopan.

"Boleh." Lagi-lagi Reza tersenyum.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang