17. Jangan, Mas

52 1 0
                                    

Ayra melanjutkan lagi kegiatannya yang sempat tertunda, yaitu menyapu teras rumahnya.

Aliyah yang sedang bermain dengan teman sebayanya pun lewat di depan rumah Ayra.

"Mba Ayla ...!" sapa Aliyah dan teman-temannya.

"Haii anak cantik dan ganteng," sahut Ayra.

"Kalian mau ke mana?"

Teman Aliyah yang cowok menjawab, "Kita mau maen ke lapangan, Mba."

Ayra mengangkat alisnya tanda kebingungan. "Cuma berenam? Gak ada orang dewasa yang untuk ngedampingin?"

Aliyah menggeleng cepat. "Gak ada, Mba."

Ayra menarik napasnya, lalu tersenyum. "Yaudah, Mba Ayra aja yang nemenin."

"Selius, Mba?" Serombongan bocil itu memastikan perkataan Ayra.

"Serius dong, Sayang. Tunggu ya."

Aliyah dan teman-temannya mengangguk setuju.

Lalu Ayra masuk ke dalam rumahnya untuk menaruh sapu, serokan dan sekalian mengganti baju.

20 menit kemudian, Ayra keluar dari rumahnya. Ia melihat adik-adik kesayangannya itu duduk santai di bawah pohon.

"Halo, Sayang. Yuk, kita berangkat!" ajak Ayra.

Ia menggandeng tangan Aliyah di sebelah kiri dan Caca di sebelah kanan. Sedangkan yang lainnya mengikuti dari belakang.



Zahwa masih belum pulang. Ia harus menunggu kelompoknya selesai mengerjakan tugas di Rumah Annisa.

"Masih lama gak, Nis?" tanya Zahwa sedikit merengek.

"Bentar lagi, Wa. Nanti aku gak ada kawan pulang."









Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang