"Pada akhirnya kamu harus merelakan kepergiannya, bukan karena tak cinta, tapi karena ketaatan pada-Nya."
17.30 WIB
Ponsel Ayra berdering. Ternyata ia mendapat panggilan telepon dari ayahnya Reza. Tanpa babibu, Ayra langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum, Nak." Umar memulai komunikasi dengan mengucapkan salam.
"Wa'alaikumussalam, Ayah," balas Ayra.
Ayah? Mengapa Ayra memanggil Umar dengan sebutan ayah?
Oke, aku kasih tau. Jadi, Ayra itu sudah dianggap anak sendiri oleh Umar. Sejak kecil Ayra sering sekali bermain di rumah Umar, dan bermain bersama Reza. Maka daripada itu ia sayang sekali dengan Ayra.
"Ayah mau ngabarin kalau Reza sudah siuman dari komanya," ungkap Umar.
Senyum Ayra merekah. Jiwanya sangat bahagia ketika mendengar kabar ini.
"Alhamdulillah ... Ayra senang banget."
"Oo iya ... kamu di rumah gak, Nak?" tanya Umar.
"Iya, Yah. Setelah jenguk Mas Reza tadi pagi, aku gak ada keluar lagi. Biasalah, anak rumahan banget."
"Oke, Nak. Jadi, gini ... Ayah dan Ibu 'kan tadi mau jengukin Reza. Tapi Ayah ada urusan mendadak. Nah, kamu mau gantiin Ayah ke rumah sakit gak?" jelas Umar panjang lebar.
Ayra diam memikirkan keputusan apa yang tepat. Namun, selang beberapa detik, ia tersenyum.
"Boleh deh, Yah. Tapi--"
"Tapi apa, Nak?"
"Ayra sama siapa? Ayra takut sendirian ke sana."
"Sama Abi kamu aja. Dia ada di rumah, 'kan?"
"Abi pulangnya besok, Yah."
"Yaudah kalo gitu Ayra bareng Zahwa aja."
"Kayaknya dia gak bisa deh, Yah. Soalnya tadi Zahwa baru pulang."
"Oalah ... atau gak kamu ajakin Umi, biar gak sendirian."
"Umi pasti kecapean. Ayra gapapa kok sendirian aja."
"Yaudah, makasih ya, Nak. Nanti Ayah isiin saldo Shopeepay kamu kok, hehe ...," gurau Umar.
Ayra menolak halus. "Gak perlu repot-repot, Yah. Kebetulan Ayra juga lagi kangen sama Mas Reza."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]
Romance"Jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan cinta dan perhatian dariku, karena aku SANGAT MEMBENCIMU!" Suara tegas nan berat itu berhasil menohok hati seorang perempuan yang bernama Ayra. "Mengapa kau terus saja membenciku, Mas Reza? " tanya Ayra s...