02 . Masya Allah

76 11 13
                                    

"Tidak ada yang tahu siapa yang 'kan menjadi jodoh kita nanti. Entah itu pernikahan ataupun kematian, yang terpenting kita harus mempersiapkan."

-M.A.M-

🌻🌻🌻

Matahari sudah terbit di ufuk timur dan kabut putih pun masih menyelimuti luasnya langit. Semilir angin pagi turut menyertai pagi hari ini dengan suasana sejuk yang menenangkan hati.

Reza sudah siap dengan seragam madrasahnya yang bewarna putih. Berpadu dengan celana hitam dan juga peci hitamnya.

Reza ingin segera berangkat ke Madrasah yang tak seberapa jauh dari rumahnya. Saat ia hendak menyalakan motornya, dilihatnya Ayra yang juga ingin berangkat ke madrasah.

"Ayraa ...!" panggil Reza kepada Ayra yang sudah keluar dari pekarangan rumahnya. Lalu Ayra pun menghampiri Reza.

"Iya, Mas. Ada apa?" tanya Ayra.

"Kamu mau nebeng bareng Mas gak?" tawar Reza.

"Ayra kayaknya berangkat sama Zahwa aja deh," tolak Ayra secara halus.

Reza sedikit memiringkan kepalanya. "Lah, emangnya Zahwa masuk sekolah? Soalnya tadi kata Adnan, dia mau ngantar Zahwa ke puskesmas."

"Eh, iyatah? Malahan aku gak tau lhoo...," bantah Ayra tak percaya.

"Coba kamu susul dia ke rumahnya buat mastiin."

"Oke deh, Mas. Bentar ya ...." Ayra melangkahkan kakinya sedikit cepat untuk menuju ke rumah Zahwa.

•••••

"Assalamualaikum, Mas," ucap Ayra pada Adnan yang sedang minum teh di kursi luar.

"Wa'alaikumussalam, Ra," jawab Adnan.

"Mas, Zahwanya sekolah gak?" tanya Ayra to the point.

Adnan menggeleng. "Engga, Ra. Dia nanti mau mas bawa ke puskesmas, soalnya badannya panas."

"Oalah gitu, ya sudah mas sampein ke Zahwa ya ... semoga cepat sembuh," titah Ayra sopan.

"Iya, Ra. Makasih ya."

•••••

Ayra kembali menghampiri Reza dan ia menerima tawaran Reza tadi yang menawarkan tebengan untuknya.

"Gimana, Ra?" tanya Reza.

"Zahwa gak sekolah, jadi aku nebeng bareng mas ya ...?" pinta Ayra seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya sudah, Ra. Ayok, buruan naik!" Reza menyuruh Ayra untuk naik ke motor.

Lantas Ayra menuruti perintah dari Reza dan tak lupa ia memakai helm demi keselamatannya.

Selama di perjalanan mereka berbincang banyak hal, mulai dari hal serius atau hanya bersenda gurau.

Tak terasa mereka sudah sampai juga di madrasah kesayangan mereka. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2, tempat mereka untuk bertholabul ilmi.

"Ra, kamu nanti mau ikut mas gak? " tanya Reza setelah mereka turun dari motor.

"Ke mana, Mas? " tanya Ayra balik.

"Silahturahmi ke rumah Mba Dewi. Dia nyuruh kita berdua ke sana," tutur Reza.

"Ya sudah aku ikut, jam berapa?" tanya Ayra.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang