Suasana yang sunyi turut mengusik
pikiran Ayra yang kosong. Memilih lanjut atau berhenti? Jika lanjut, ia akan sakit hati. Jika berhenti, ia kehilangan orang yang disayangi."Apa yang harus aku pilih? Keduanya sama-sama tidak kuinginkan," batinnya.
Lanjut atau berhenti?
Lanjut mempertahankan sakit hati?
Atau berhenti, tapi merelakan pergi.
Pilihan yang sulit, kan?Tok ... tok ... tok ...!
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Ayra beranjak dari tepi ranjangnya dan membukakan pintu.
"Eh, Umi?!" Ayra terperanjat kaget.
Ternyata yang mengetuk pintu adalah uminya. Uminya membawakan sebuah piring yang berisi nasi beserta lauk dan sayur-sayuran.
"Nih, Sayang. Kamu dari tadi pagi belum makan," ujar uminya, seraya menyodorkan piring itu pada Ayra.
"Ayra gak laper, Mi." Ayra menolak.
"Sayang ... makan dulu. Nanti kamu sakit lhoo .... Ingat! Sehat itu mahal. Kamu gak akan mampu untuk membelinya, kecuali atas nikmat-Nya."
Ayra sedikit menyipitkan matanya, untuk melihat makanan yang ada di piring tersebut.
"Nasi, ayam kecap dan kentang balado, perfect."
"Iya dong, Ra. Kan umi sengaja masakin makanan kesukaan kamu," balas Uminya.
"Jadi, mau makan gak?"
Ayra mengangguk cepat. Jujur, is sangat lapar. Namun, ia gengsi dengan uminya.
Uminya menasehati Ayra. "Kalau laper tu, jangan ditahan."
"Gak nahan kok, Mi. Hanya memahami pilihan yang tepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]
Romance"Jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan cinta dan perhatian dariku, karena aku SANGAT MEMBENCIMU!" Suara tegas nan berat itu berhasil menohok hati seorang perempuan yang bernama Ayra. "Mengapa kau terus saja membenciku, Mas Reza? " tanya Ayra s...