06. Pergi Untuk Selamanya?

65 5 12
                                    

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16.30 WIB

Tok ... tok ... tok

"A-AYRAA ...!" teriak Zahwa dengan menggedor-gedor pintu rumah Ayra.

"A-AYRAA .... BUKA!"

Dengan langkah kaki yang cepat, Ayra segera membukakan pintunya. Saat pintu sudah terbuka, ia menatap Zahwa dari atas sampai bawah dengan khawatir.

"Z-zahwa ...."

"Ayra ... kamu ha-harus tau k-kabar ini," ucap Zahwa terbata-bata.

"Kabar apa? Pelan-pelan, Zah, ngomongnya."

Bukannya menjawab, tangisan Zahwa semakin kejer dan air matanya tidak berhenti mengalir.

"Kasih tau, Zah. Ada apa?!" kata Ayra frustasi.

"M-mas Reza ...."

"Kecelakaan, hikss ...," lanjutnya.

Gelas yang tadi dibawa oleh Ayra pun jatuh ke lantai.

PRANG!

"Sekarang Mas Reza di mana?" tanya Ayra seraya menutup mulutnya.

"Di RS. Pusat, ruang UGD." 

"Ayok, kita ke sana!" pekik Ayra frustasi.

"Ayok!"

Kemudian Ayra masuk ke rumahnya, mengambil tas dan HP. Ia juga izin terlebih dahulu ke uminya agar tidak khawatir mencari dirinya.

"Umi, Ayra izin ke Rumah Sakit, ya? Mas Reza kecelakaan."

"Innalillahi .... Iya, Ra. Umi izinkan."



RS. Pusat

Adnan masih menunggu kabar terbaru dari dokter, tentang kondisi Reza. Terakhir dokter hanya berkata bahwa Reza kekurangan banyak darah. Golongan darah yang dibutuhkan Reza adalah B.

Adnan bingung dan menatap kosong tembok rumah sakit ini. "Siapa yang mempunyai golongan darah B?"

"Gue pengen nolong Reza, tapi gue A."

Karena saking bingungnya, sampai-sampai ia lupa mengabari orang tua Reza.

Lalu ia mencari nama ayahnya Reza dan memanggilnya.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang